Wednesday, January 17, 2018

Nilai 5 dari 100 #DailyBlogFTN

jangan fokus ke sini
Masih teringat saat semester 3 di kampus, Kuis pertama dalam masa kampus di mata kuliah Fisika Dasar. Sudah pasti dalam benak semua mahasiswa adalah mendapatkan hasil maksimal di kuis pertama itu. Persiapan sudah dilakukan dan belajar pun lebih giat. Namun sampai akhirnya saat dimana pengumunan nilai disampaikan. Pemberitahuan nilai ditulis dengan menggunakan no.registrasi mahasiswa (mungkin maksudnya untuk menjaga nama mahasiswa yang nilainya jelek). Mencari dari bagian atas sampai ke bawah, baru terlihat no.registrasi saya paling bawah. Dan nilainya sungguh mengagetkan. Yaa saya dapat nilai 5 dari maksimal nilai adalah 100. Membaca hasil itu serasa ga percaya dengan semua usaha belajar ternyata hasilnya kurang memuaskan bahkan jauh sekali dari kata puas.

Di hari itu dalam pikiran hanya ada satu “Kayanya saya ada salah atau hutang sama orang”. Makanya setelah itu saya banyak komunikasi dengan orang-orang sekalian menanyakan jika ada janji yang belum terbayarkan.

Waktu berjalan sampai pada momen Kuis Kedua Fisika Dasar. Qadarullah ada sebuah peraturan dari dosen yang menjadikan sistem kuis berikutnya adalah berpasangan dengan komposisi nilai tertinggi dipasangkan dengan nilai terendah. Sistem ada plus minus bagi saya, karena Alhamdulillah di kuis kedua saya dan pasangan ini dapet nilai 100. Tapi banyak anggapan muncul kalau saya Cuma mengandalkan temen saya yang pinter dimana kebetulan juga kalau temen saya adalah kakak senior yang ambil matakuliah ini lagi untuk memperbaiki nilainya jadi A. Secara pengerjaan memang saya dan temen ini kerja sama tidak hanya mengandalkan satu orang saja. Sampai akhirnya datang masa ujian tengah semester dan akhir semester yang dilakukan dengan sistem per orang.
Doa, Ikhtiyar, Tawakal
Ini adalah 3 kata saat itu dan sampai kini masih dipegang. Dengan saya mengerjakan soal demi soal. Karena emang saya tipe orang santai, jadi saat ujian pun ga ada muka bingung (padahal otak lagi remang-remang,hehe). Karena saya berpendapat Setengah dari solusi adalah ketenangan dan setengahnya lagi adalah tindakan yang tepat.
Diawal perkuliahan saya menargetkan nilai Fisika Dasar adalah nilai C. Kemudian saat akan diumumkan oleh dosennya saya mencoba bertanya langsung dan ingin melihat langsung nilai yang masih ditangan dosen. Respon dari dosen pun positif yang saya diizinkan untuk menjadi mahasiswa pertama di kelas yang melihat nilai asli sebelum diumumkan. Setelah sampai dan saya diperlihatkan nilai-nilai temen sekelas, dengan mata berkomodasi maksimal dan hati berdetak tak karuan. Tertampang nama Fajar Tri Nugroho dengan nilai akhir B.
Alhamdulillah, lega rasanya. Seperti anak yang bisa menebak teka teki kartun Blues Clues. Hehe (keliatan jaman 90 an nya).
Bagi saya nilai B adalah hadiah terindah disaat mata kuliah lain masih menyembunyikan nilainya. Layaknya oase dipertengahan gurun pasir. Hanya ucapan syukur tak terbilang terus mengalir di lisan ini. Semoga Allah memberkahi nilai tersebut. Aamiin

Dari awal perjuangan saya sempet juga berfikir kalau Allah ada sesuatu dengan saya. Tapi mencoba membuang itu semua dan kembali meng-ishlah-kan diri sekaligus terus maksimal dalam amanah kampus yang sedang diemban.



No comments:

Post a Comment