Universitas Negeri Jakarta adalah sebuah kampus yang indah nan permai. Dikala seluruh kampus asik dengan kehidupannya, maka Universitas Negeri Jakarta yang biasa disapa UNJ ini pun terus bergerilya dalam kebaikan. UNJ yang dulunya bernama IKIP ini pun adalah satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Ini adalah sebuah kebanggan yang sangat besar, karena Jakarta sendiri adalah jantung dari Negara Indonesia.
Namun sebelum kita jauh melangkah dalam haru-biru kebanggaan. Maka perlu adalah penyamaan makna dari kata bangga itu sendiri.
Sangat tipis sekali perbedaan antara bangga dan sombong. Jika dianalogikan, ini layaknya seekor semut hitam yang berjalan di batu hitam pada malam hari. Maka sangat sulit membedakannya. Namun diantara kesulitan membedakannya, pasti ada satu celah yang menjadi tolak ukur pembeda.
Sombong sendiri bermakna meremehkan orang lain dengan kelebihan yang dimiliknya. Lain halnya dengan bangga. Bangga adalah suatu hal yang menunjukkan kelebihan yang dimilikinya tanpa sedikitpun merendahkan orang lain. Maka inilah yang menjadi poin penting dalam membedakan bangga dan sombong.
Setelah kita menyamakan persepsi terkait bangga, maka kita baru bisa berjalan jauh terkait kebanggan kota kepada Kampus Hijau ini.
Pernahkan kalian melihat sahabat-sahabat kita yang di Depok, Bandung, Jogja, atau Bogor? Apakah kalian tahu bahwa mereka sangat senang menggunakan almamater kampusnya untuk aktifitas sehari-hari. Pernahkan kalian melihat ada mahasiswa menggunakan almamater kuning berkendara di jalan, padahal kala itu tidak ada agenda BEM apalagi aksi turun ke jalan. Tapi mereka tetap memakainya, mungkin inilah yang disebut kebanggaan. Ini bisa menjadi evaluasi besar kita sebagai mahasiswa UNJ yang dimana almamater kita pun hilang ketika aksi, dan tanpa menyesal sedikitpun. Ini mengindikasikan bahwa kecintaan kita terkait UNJ masih perlu diintegralkan.
Perlu diketahui bahwa UNJ adalah kampus pergerakan, itulah perkataan sehabatku mahasiswa di Institut Pertanian di Bogor. Tapi pertanyaan terbesarnya adalah mengapa mahasiswa lain bisa mangatakan itu, dan bukan kita yang mengatakan itu? Seharusnya perlu diberikan di awal ketika masa Masa Pengenalan Akademik ( MPA ) tentang rahasia sejarah emas UNJ. Cerita-cerita seperti inilah yang harusnya ditanamkan pada setiap mahasiswa UNJ. Mereka harus tahu bahwa penggerak proklamator Reformasi adalah kita ( baca : UNJ ).
Kemudian berikutnya adalah bagaimana kita bangga kepada UNJ jika kita tidak mengenal UNJ. Kampus yang lahir pada 16 Mei 1964 ini dulunya adalah bagian dari kampus UI yang ini berpusat di Depok. Dulu bernama IKIP, namun semenjak 4 Agustus 1999 bertransformasi menjadi UNJ.
Kampus yang berpusat di Rawamangun ini pun terbagi menjadi 4 kampus. Kampus A , kampus B, Kampus D dan Kampus E. UNJ terdiri dari 7 fakultas dimana ada FMIPA, FIS, FIP, FIK, FE, FBS, FT. Ketujuh fakultas ini menjadi satu padu untuk meramaikan bursa transfer siswa SMA menuju mahasiswa UNJ.
Kampus yang digadang-gadang sebagai miniatur Jakarta ini pun memiliki perpustakan yang telah bersertifikat ISO. Sehingga menjadi kebanggan tersendiri, karena perpustakan adalah tempat dimana ilmu pengetahuan tersimpan.
Kampus yang memiliki permasalah yang sama seperti Jakarta seperti macet dan banjir pun selalu ramai dikunjungi oleh teman-teman dari kampus lain. Apalagi jika besok akan ada agenda aksi.
Sebenarnya masih sangat banyak kebanggan di UNJ. Namun tidak akan cukup jika memang harus dituliskan dalam sebuah esai. Jika ingin mengetahui daya pikat UNJ lebih jauh, maka silahkan mengisi formulir SNMPTN dengan kode kampus UNJ (sedikit promosi).
Semoga bermanfaat,.
Wassalam..
No comments:
Post a Comment