Sketsa Cantik segala hal tentang Aksi
Suatu ketika disebuah kantor sekretariatan
lembaga, terjadi sebuah omongan santai tapi panas. Terdapat dua orang yang
sedang berbicara terkait aksi. Satu
orang adalah orang ingin tau kenapa harus aksi dan ingin menasehati orang yang
ikut aksi. Dan satunya lagi orang yang biasa aksi.
Singkat cerita...
A : Eh saya mau tanya sama
kamu terkait aksi, kenapa sih kamu suka banget sama aksi?ga ada cara lain apa?
B : (muka santai sambil
membaca buku bacaan yang dipegangnya dan belum merespon pertanyaan temannya)
Berapa lama kemudian
A : Saya paham kamu ingin membela
rakyat, ingin menasehati pemimpin, atau pun ingin memberitahu tentang sesuatu
yang sedag terjadi kepada masyarakat umum. Tapi kan cape kalo harus
panas-panasan di jalan?
B : (sedikit menganggukkan
kepada dan masih sibuk dengan buku bacaannya)
Masih menunggu jawaban, dan
bebricara lagi
A : Saya juga dulu pernah ikut
aksi satu kali, tapi kok saya rasa aksi itu kurang didengarkan atau bahasa
lainnya kurang efektif. Makanya saya ingin menanyakan kembali terkait tujuan
aksi itu sendiri.
B : (masih sibuk dengan
bukunya)
Si A mulai agak kesal
A : (dengan nada suara agak
tinggi) Saya jadi ragu sama kamu nih. Kamu bener ga sih paham tentang aksi?
Atau kamu hanya berpikiran aksi hanya satu jenis saja? Kan masih banyak
caranya, bisa dengan tulisan, bermain media atau yang lainnya. Aksi kaya gini
terus, ga ada efeknya tahu?
B : (hanya menganggukkan
kepada)
A : (Mulai kesal) kamu denger
ga sih apa yang saya bicarain dari tadi? Dari tadi kamu asik dengan baca buku
terus, kurang sopan tahu..
Sejenak semua orang yang ada
di ruangan itu melihat ke merelka berdua. Lalu dengan tenangnya sambil menutup
buku bacaannya Si B pun melihat ke arah Si A
B : Kamu kesel ya saya acuhin?
A : Ya iyalah, uda panjang
lebar saya bicara kamu diem aja
B : Terus kamu cape ga tadi nasehatin
saya?
A : Cape badan sih engga, tapi
cape emosi. Semua orang bakal marahlah kalo diacuhin kaya gitu
B : Terus niatan kamu
sebenarnya apa sih dari tadi ngomong tentang aksi ke saya?
A : Intinya saya pengen tau
aja jawaban kamu terus biar yang lain juga tau kalo ada berbagai macam aksi, ga
usah turun ke jalan juga.
B : Oh, niatan kamu bagus ya
kalo gitu?
A : Ya iyala,.tapi tetep aja
sedikit kecewa dengan respon kamu
B : Nah, tadi itu adalah
analogi cantik tentang aksi. Dari awal kamu bicara sampai sekarang.
A : maksudnya?
B : Iyaa,.itulah aksi. Dari
tadi kamu bicara di depan saya tadi ibaratnya temen-temen lagi aksi untuk
pemerintah. Kamu terus berkoar-koar sampe tujuan kamu tersampaikan dan orang
lain ngeliat kamu. Eh tapi yang terjadi, malah saya asik dengan bacaan saya
atau asik dengan kerjaan saya. Ibaratnya itu adalah para pejabat yang asik
dengan proyeknya dan hanya mendengarkan saja apa yang diaspirasikan. Tapi yakinlah,
apa yang kamu lakukan tadi ga sia-sia.
Gini ya..
Kamu pasti kesel dari tadi
saya diemin. Kamu cape ngomong, eh saya cuma ngangguk sedikit sambil tetep baca
buku. Sebenarnya saya dengerin apa yang kamu sampaikan tadi. Saya juga tau
maksud kamu ngomong dari tadi. Tapi ini kenyataannya. Mungkin akan terkesan
sia-sia apa yang sudah kamu lakukan tadi, terkesan ga efektif dan malah
buang-buang tenaga. Tapi sadar atau ngga, apa yang kamu lakukan itu telah
memberikan pelajaran kepada semuanya.
Aksi memang akan terkesan
sia-sia di mata khallayak umum, apalagi di mata orang-orang yang tidak suka
dengan aksi. Namun itulah keuntungan dari perbedaan, akan selalu ada orang yang
akan memperhatikan kita dan memberikan saran kepada kita terkait aksi kita hari
ini. Bayangkan jika tidak ada yang mengkritik, maka aksi yang kita lakukan
tidak akan ada kemajuan. Perlu diingat bahwa kritikan terbaik adalah dari orang
yang berada diluar kita. Tinggal kitanya aja yang bagaimana menyikapi kritikan
itu, jika kritikan itu benar maka evaluasilah dan jika kritikan itu salah maka jangan
jadikan itu sebagai penanda kita menang terhadap yang mengkritik tapi buatlah
itu sebagai batasan kita melakukan aksi agar tidak sampai seperti kritikan itu.
Kalo emang ada perbedaan,
semoga itu tidak menjadikan kita semakin mundur tapi malah jadikan perbedaan
itu sebagai keberagaman pemikiran.
Saling memahami adalah kunci
dari semuanya. Dunia ini akan damai sentosa jika masyarakatnya bisa saling
memahami sesamanya, bisa saling menerima perbedaan yang ada dan bisa saling
menasehati dengan baik ke sesamanya.
Saya minta maaf ya tadi
ngediemin kamu, ga bermaksud apa-apa kok. Emank tipikal saya kalo mau
ngejelasin sesuatu hal biasanya pake analogi gitu karena akan lebih kena ke
sasaran.
No comments:
Post a Comment