Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuh
Salam sejahtera untuk
semua, dan semoga selalu dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa. Sebuah kenikmatan
besar bisa merasakan indahnya berdemokrasi di Indonesia. Khususnya dalam bidang
pendidikan. Pendidikan hari telah menjadi sebuah kebutuhan yang wajib bagi
seluruh manusia. Apalagi dengan adanya semboyan wajib belajar 9 tahun. Sebenarnya
ini telah menjadi bomerang tersendiri bagi para pemangku kekusasaan di negeri
yang subur ini, karena dengan semboyan itulah yang sedang mengancam hilangnya
kemewahan dunianya.
Kita tentu tau bahwa ada
yang disebut dengan tri dharma perguruan tinggi yang berisikan tentang 1)
Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian, dan 3) Pengabdian pada Masyarakat. Poin-poin
tersebut sangatlah sakral dan sangat butuh perhatian lebih. Dalam momen ini
saya akan membahas terkait pengabdian masyarakat.
Jika mengacu pada poin
ke-3 tri dharma pendidikan, maka akan ada sebuah pertanyaan besar terkait “apa
yang sebenarnya masyarakat butuhkan dari kita (mahasiswa)?”. Namun, jika
melihat dari segi intelektual maka siapa yang seharusnya memikirkan kebutuhan
masyarakat. Jika kita adalah mahasiswa, maka kitalah yang harusnya lebih peka
terhadap kondisi lingkungan.
Arti pengabdian
masyarakat sangatlah luas maknanya, karena pengabdian adalah menyerahkan
seluruh jiwa raga untuk sebuah cita-cita yang dituju dan jika direlevansikan
dengan masyarakat, ini akan menjadi sebuah ladang amal yang cukup besar bagi
jiwa-jiwa yang ingin
mendapatkannya. Pengabdian masyarakat pada hakikatnya membantu masyarakat agar mereka mau dan mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ada banyak yang beberapa bentuk pangabdian masyarakat seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa terkait penting memakan makanan yang bergizi, atau penyuluhan terkait imunisasi kepada para ibu yang memiliki bayi.
mendapatkannya. Pengabdian masyarakat pada hakikatnya membantu masyarakat agar mereka mau dan mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ada banyak yang beberapa bentuk pangabdian masyarakat seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa terkait penting memakan makanan yang bergizi, atau penyuluhan terkait imunisasi kepada para ibu yang memiliki bayi.
Tak terelakkan lagi bahwa
gaya hidup mewah telah menghampiri setiap elemen kehidupan. Mahasiswa kini
telah disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Sebuah fakta unik jika
melihat mahasiswa yang lebih mementingkan kepuasaan pribadi daripada kepuasaan
bersama. Telah terpatri dalam pikiran mereka bahwa hidup ini adalah pilihan,
maka pilihan mereka adalah memilih hidup yang menyenangkan bagi pribadinya.Telah
terpampang wajah ibu pertiwi ini bahwa egoisme diri telah berani tampak pada
diri setiap mahasiswa. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk melawan arus kuat
dari gaya alam ini.
“Kita tidak akan bisa menyelesaikan sebuah masalah jika pemikiran kita
masih sama ketika kita pertama kali mendapatkannya”
(Albert Einstein)
Ungkapan
di atas akan menjadi landasan kita dalam setiap mengambil sebuah solusi. Maka
yang harus kita lakukan adalah meningkatkan pemahaman kita terkait ‘apa yang
sebenarnya menjadi masalah kita? ‘ Dan sudah menjadi syarat bahwa pemikiran
kita haruslah setingkat lebih tinggi dari pada masalah yang kita hadapi. Untuk
kasus ini, maka pengabdian masyarakat akan terjalankan dengan apik jika setiap
hati nurani manusia terjalin harmonis layaknya ayaman eceng gondok yang
terlilit rapi menjadi sebuah topi ataupun tas yang nilai fungsinya lebih
berguna ketika sebelum dianyam. Tidak akan ada lagi masyarakat yang merasakan
sedih jika saudaranya memikirkannya. Kesadaran pribadi akan mejadi kunci awal
dalam masalah pengabdian masyarakat. Lalu siapa yang harus mengabdi dan kepada
siapa kita mengabdi? Ini pertanyaan besar yang harus disikapi dengan bijaksana.
Sebenarnya bukanlah siapa dan kepada siapa harus mengabdi masalahnya, tetapi
kepekaan kita terkait kondisi orang lain lah yang menjadi titik poinnya. Secara
nyata, jika dalam sebuah lingkungan pedesaan terdapat kekurangan sumber
informasi tentang bagaimana bercocok tanam yang baik, maka secara natural orang
yang sudah paham dan melaksanakannya harus menstransfer ilmunya kepada mereka
yang membutuhkan. Atau dalam contoh lain, ketika dalam sebuah lingkungan
terdapat anak-anak yang belum bisa merasakan indahnya bangku perkuliahan,
minimalnya kita sebagai mahasiswa dapat meberika pengajaran dasar kepada
mereka. Sebelum ada tindak lanjut dari pemerintah daerah. Jangan pernah lelah
ketika usaha kita hanya dipandang sebelah mata oleh pihak lain. Karean Tuhan
tidak akan salah menempatkan sebuah nilai lebih kepada hamba-Nya yang
berprilaku baik dan ikhlas.
No comments:
Post a Comment