Berkreasi untuk mendapatkan perhatian Allah dan Rasulullah di Syurga kelak
Wednesday, February 29, 2012
Tuesday, February 21, 2012
Refleksi Gerakan seorang kakak di kampus
Akhifillah,
Berikut ini Refleksi Gerakan selama ana di kampus, semoga bermanfaat.
Refleksi Gerakan (1)
Sesungguhnya
Allah sumber dari segala kebenaran, maka bersandarlah kepadaNya maka kita akan menang
Sesungguhnya
kebenaran tidak pernah memihak kepada suatu simbol kecuali kepada kebenaran itu
sendiri
Jika
kita menemukan kebenaran dimanapun, bahkan pada suatu simbol yang kita
bersebrangan dengannya, maka insan yang tulus pasti bisa menerima kebenaran
tersebut.
Refleksi Gerakan (2)
Pejuang
yang tulus tidak pernah terbeli oleh hasrat dunia yang sementara serta berasal
dari prasangka atau ketidak-utuhan penerimaan sesuatu argumen
Pejuang
yang tulus tidak tergadaikan harta, tahta, atau rayuan lawan jenis yang bukan
haknya, seperti ketegasan Muhamaad Saw yang menolak harta, tahta, dan wanita
sebagai ganti perjuangannya
Laiknya
Tusuf muda As yang lebih takut kepada Allah dibandingkan Zulaikha yang menawan
Diluar
sana umat terabaikan karena tingkah penguasa zolim yang tidak pernah berpihak kepada
mereka
Diluar
sana harga diri umat diinjak-injak mereka yang dengkii serta serakah
Releksi Gerakan (3)
Maka,
tidak elok jika para pejuang kebenaran saling ‘baku hantam’ dengan pejuang
kebenaran lainnya
Kita
sama-sama paham bahwa permasalahan umat yangh begitu pelik hanya mampu
dituntaskan dengan pendekatan hukum yang berasal dari pemilik bumi dan jagat
raya, serta ditopang oleh kesatu-paduan pejuangnya
Mungkin
ini pernah Rosulullah Saw gambarkan, bahwa suatu hari nanti umatku banyak tapi
laksana buih dilautan, yang mudah terombang-ambing ketika terbawa ombak dan
terbentur karang
Refleksi Gerakan (4)
Sudah
sunnahtullah jika gerakan kebenaran yang kita usung selama ini akan mengalami
hantaman-hantaman ombak yang membuat kita terpecah-belah serta terombang-ambing
Bahkan
diluar sana banyak batu karang yang dengan kesongkakannya siap merobek
persaudaraan kita dengan mudah, padahal dengan darah kita bangun ukhuwah
Tak
terhitung dana yang mengalir dalam rangka berukhuwah
Tak
terhitung romansa indah yang dilewati bersama
Refleksi Gerakan (5)
Sesungguhnya,
amatlah sayang jika potensi kecerdasan akal serta militansi kita dalam
merealisasikan ide kita malah digunakan untuk menghantam sesama pejuang
kebenaran
Arahkan
senjata kita kepada musuh sejati yaitu Syaiton laknatullah alaih yang senantiasa
tidak pernah senang melihat kita bersatu-padu
Arahkan
parang kita kepada mereka yang serakah dan menyia-nyiakan kehidupan umat
Refleksi Gerakan (6)
Bukankah
kita yakin Allah Maha Melihat serta mengetahui apa yang ada didalam hati?
Maka
tidak ada ruang di muka bumi ini untuk kita lari apalagi menyembunyikan siap
sebenarnya kita
Sejatinya,
kejujuran akan senantiasa menjadi panglima dalam kehidupan, akan memimpin
peperangan abadi antara hak dan bathil
Saudaraku,
mari eratkan barisan
Refleksi Gerakan (7)
Kekecewaan
merupakan bukti diri ketidaktulusan serta ketidakjujuran perjuangan kita
Jika
memang perjuangan ini untuk Allah, kita tidak akan pernah resah dengan tingkah
pola manusia
Jiwa
yang jujur akan senantiasa menengadah keatas langit
Mengemis
ampunanNya
Tunduk
dan patuh dalam kepasrahan serat tidak berdayaannya
Gerakan
ini tidak akan tegak di atas figuritas, karena figuritas adalah penyakit akut
peradaban terdahulu yang Allah benamkan dengan tanah, angin kencang, atau hujan
batu
Gerakan
yang kita cita-citakan adalah gerakan yang tegak di atas sistem yang setia
kepada kebenaran serta pembelanya
Mari sekali lagi kita berkontribusi dan berprestasi,
Mohon maaf lahir bathin
Akhukum fillah
Presiden Mahasiswa UNJ 2010-2011
Muhammad
Hadi Kusumah
Keilmiahan di Fakultas Ilmiah ?
Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuh
Sebuah pengetahuan akan
menyeimbangkan kehidupan, dan akan menjadikan banyak warna dunia ini.
“Jika lautan dijadikan sebagai tintanya dan
pepohonan sebagi penanya, maka tidak akan mampu menuliskan ilmu-ilmu yang ada
di alam ini”
Sebuah ungkapan
yang menjadi bahan introspeksi kita dalam mencari sebuah ilmu. Kita yang hari
ini sudah merasa mampu dalam bertindak dikarenakan memiliki ilmu yang
dimaksudkannya. Hanya akan menjadi bahan tertawaan jika meras paling hebat.
Budaya ilmiah hari ini haruslah terkembangkan lagi selayak masa jayanya. Bukan
lagi segmentasi-segmentasi ilmu yang ada saat ini, tapi hal yang ilmiah akan
menjadi landasan logika kita dalam memahami sebuah kejadian alam.
Hal inilah yang
harus kita perhatikan lagi di Fakultas Ungu tercinta ini. FMIPA sangatlah lekat
dengan yang namanya ilmiah, karena ilmu yang akan beririsan antara nama lembaga
dan ilmiahnya. FMIPA, Kampus B, UNJ saat ini telah menjadi barometer pergerakan
kampus hijau ini. Sampai-sampai ada anak fakultas lain yang sedang berkunjung
ke FMIPA mengatakan bahwa fakultas ini sangat sukses dalam melahirkan
aktifis-aktifis pergerakan. Dalam hati ini terbesit rasa bangga yang merona, di
lain sisi hati ini terenyuh sedih karena Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) telah keluar dari jalur semestinya. Budaya ilmiah
telah tersamarkan dengan ilmu politiknya yang membahana di setiap sektor
fakultas ini. Tak terelakkan kembali jika keilmiahannya akan sedikit demi
sedikit akan luntur bahkan hilang. Bukannya menyalahkan keadaan hari ini, tapi
alangkah lebih indahnya jika keharmonisan tumbuh diantara pengembangan
budaya-budaya di FMIPA.
Dari latar belakang inilah kita
harus menggerakkan kembali budaya-budaya keilmiahan di fakultas ini. Banyak
cara yang bisa kita canangkan demi terciptanya kondisi lingkungan kondusif bagi
budaya keilmiahan,yaitu :
- -
Membudayakan baca, diskusi dan tulis
- -
Adakan sarana kegiatan yang dapat menampung
setiap potensi diri sesuai dengan jurusannya
- -
Buat kelompok-kelompok yang tetap bersinergi
terkait keilmiahan
- - Mempublish info-info yang berkaitan dengan
keilmiahan
- - Dll
Poin-poin di atas hanyalah
sekelumit cara untuk menumbuhkembangakan kebudayaan ilmiah yang ada di fakultas
ini.
Sungguh menjadi perhatian bersama
terkait budaya keilmiahan yang sudah mulai menurun di lingkungan Fakultas MIPA.
Kesadaran terkait pentingnya menjaga ciri khas dari fakultas itu sendiri adalah
mutlak sebagai kewajiban dari semua elemen yang hadir dan berinteraksi di
lingkungan tersebut. Mulailah dari diri sendiri untuk memberikan kesadaran
tentang hal ini, dan mulailah mengajak
Pengabdian Masyarakat
Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatuh
Salam sejahtera untuk
semua, dan semoga selalu dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa. Sebuah kenikmatan
besar bisa merasakan indahnya berdemokrasi di Indonesia. Khususnya dalam bidang
pendidikan. Pendidikan hari telah menjadi sebuah kebutuhan yang wajib bagi
seluruh manusia. Apalagi dengan adanya semboyan wajib belajar 9 tahun. Sebenarnya
ini telah menjadi bomerang tersendiri bagi para pemangku kekusasaan di negeri
yang subur ini, karena dengan semboyan itulah yang sedang mengancam hilangnya
kemewahan dunianya.
Kita tentu tau bahwa ada
yang disebut dengan tri dharma perguruan tinggi yang berisikan tentang 1)
Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian, dan 3) Pengabdian pada Masyarakat. Poin-poin
tersebut sangatlah sakral dan sangat butuh perhatian lebih. Dalam momen ini
saya akan membahas terkait pengabdian masyarakat.
Jika mengacu pada poin
ke-3 tri dharma pendidikan, maka akan ada sebuah pertanyaan besar terkait “apa
yang sebenarnya masyarakat butuhkan dari kita (mahasiswa)?”. Namun, jika
melihat dari segi intelektual maka siapa yang seharusnya memikirkan kebutuhan
masyarakat. Jika kita adalah mahasiswa, maka kitalah yang harusnya lebih peka
terhadap kondisi lingkungan.
Arti pengabdian
masyarakat sangatlah luas maknanya, karena pengabdian adalah menyerahkan
seluruh jiwa raga untuk sebuah cita-cita yang dituju dan jika direlevansikan
dengan masyarakat, ini akan menjadi sebuah ladang amal yang cukup besar bagi
jiwa-jiwa yang ingin
Tuesday, February 14, 2012
Kondisi Mahasiswa
Note awal :
Sebenarnya tidak pantas
ketika kita menilai sebuah kondisi kemahasiswaan dengan hanya sebuah
essai.Karena kondisi kemahasiswaan bersifat dinamis,dimana setiap saat,setiap
tempat akan memiliki kondisi yang berbeda. Maka dari itu,mohon maaf jika dalam
penulisan essai ini terdapat unsur-unsur yang terlalu memposisikan pemikiran
sendiri sebagai acuan.
Tidak di pungkiri lagi bahwa hampir semua pemuda Indonesia ingin
merasakan posisi sebagai mahasiswa. Kenapa??Karena ketika pada posisi sebagai
mahasiswa menurut mereka mempunyai nilai lebih di mata masyarakat umum. Semua
beranggapan bahwa seorang mahasiswa memiliki pemikiran yang jauh lebih maju
ketimbang bukan mahasiswa dan mahasiswa pun telah mempunyai porsi di mata
publik. Namun,kondisi mahasiswa saat ini sedang mengalami penuruna kulaitas
diri. Hari ini,seorang mahasiswa telah dipaksakan untuk berfikir sangat jauh dan bahkan harus memikirkan
sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Untuk lebih mempermudah
mengenali kondisi mahasiswa sekarang ini,mari kita susun secara per point.
A. Mahasiswa yang KURANG AJAR (Kuliah Pulang Ngajar).
Kondisi mahasiswa jurusan saat ini yang paling sangat terlihat
adalah Money Orientied. Sekarang
mereka sangat bersemangat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,sampai-sampai
mereka rela pulang malam demi sebuah kebutuhan hidup. Bahkan sampai ada yang
beranggapan bahwa pendidikan saat ini diperjualbelikan bukan lagi sebuah hak.
B. Mahasiswa yang Sangat KURANG AJAR (Kuliah Pulang langsung BELAJAR)
Kondisi mahasiswa jurusan saat ini pula sangat Study
Orientied,dimana tekanan untuk LULUS CEPAT sangat terasa dipikiran mereka.
C. Mahasiswa yang menjadi KUNANG-KUNANG (Kuliah Nangkring-Kuliah
Nangkring)
Kondisi ini bisa terlihat jika mereka sudah tidak ada kegiatan
perkuliahan lagi. Kegiatan mereka berikutnya adalah ngobrol dengan
teman-temannya di Saung,Arion,atau pergi ke kostan teman untuk nonton bareng
Film Korea.
D. Mahasiswa yang punya KUDA-KUDA (Kuliah Dagang –Kuliah Dagang)
Kondisi ini hampir sama
dengan Money Oriented. Dimana mahasiswa akan rela berkorban demi memenuhi
kebutuhan hirupnya.
E. Mahasiswa yang mirip KURA-KURA (Kuiah Rapat – Kuliah Rapat )
Kondisi inilah yang layaknya jamur di musim penghujan. Sebagai
mahasiswa mereka beranggapan bahwa rugi ketika posisi kita hanya sebagai
mahasiswa yang sewajarnya. Mereka terus mencari pengalaman berorganisasi dan
bersosialisasi untuk menambah wawasan mereka. Namun salahnya dari mereka, tidak
dapat menejemen waktu antara belajar,mencari pendapatan,berorganisasi bahkan
sampai-sampai rumah mereka hanya sebagai transit untuk tidur layaknya shalter
Busway.
Semoga dari gambaran kondisi mahasiswa di atas bisa sebagai cermin
bagi kita bagaimana wajah kita saat ini sebagai mahasiswa. Mari kita kembalikan
citra mahasiswa pada posisinya dan mari kita banggakan orang tua kita karena
telah memiliki anak yang sangat berbakti bagi nusa dan bangsa.
HIDUP MAHASISWA !!!
PERGERAKAN MAHASISWA
Orator “ Sambut pekikan semangat saya !!!”
“ HIDUP MAHASISWA !!! “
“HIDUP RAKYAT INDONESIA “
Mungkin sepenggal kalimat yang tak asing lagi kita
dengar di bui pertiwi ini. Sepenggal kalimat yang mengubah hitm menjadi
putih,mengubah perpecahan menjadi persatuan,mengubah gelap menjadi
terang,mengubah putus asa menjadi yakin,mengubah harapan menjadi sebuah
kenyataan.
Kalimat di atas tak beda dengan bensin yang menyulut api yang kecil
menjadi api yang besar dn tak beda pula layaknya uang yang memberikan semangat
bagi para tikus-tikus kantor yang hari ini semakin semangat untuk mengejarnya.
Namun,pernah kah kita berfikir kapan sebenarnya kalimat ini mulai di
kumandangkan? Dan siapa yang pelopor yang menanamkan api semangat untuk kalimat
tersebut? Mari kita ulas secara singkat alur semangat yang sudah
dikaderisasikan sampai saat ini.
Jika kita telaah,mungkin tidak ada yang bisa memberikan
sebuah jawaban kapan sebenarnya kita memperingati hari pergerakan
mahasiswa,karena sejatinya semangat pergerakan telah tertanam dalam lubuk hati
setiap masyarakat Indonesia. Dimulai dari 3 tokoh pemuda yang menamakan
kelompoknya dengan sebutan “3 Serangkai”. Kelompok yang terdiri dari Dawes
D,Hoscokroaminoto,dam Ki Hajar Dewantara. Ke-3 pemuda inilah yang menguapkan
rasa putus asa rakyat Indonesia terhadap sebuah kebebasan.Pemuda inilah yang
tak pernah lelah ketika mereka harus
diasingkan,diasingkan, dan diasingkan lagi demi sebuah kalimat kebebasan
demokrasi.
Berlanjut ke jaman setelah Indonesia telah menyatakan
bahwa bangsa ini telah merdeka, api semangat pergerakan ini tak padam bahkan
semakin besar, ketika orang-orang bawah tanah menyalahgunakan arti dari sebuah
kekuasaan. Hal ini terjadi pada pemerintahan presiden ke-2 yaitu, Soeharto.
Lalu puncaknya pada tahun 1998, api semangat itu pun meledak dan seluruh ciitas
masyarakat intelektual bersatu dalam barisan untuk menegakkan kalimat kebebasab
demokrasi, dan di akhir cerita pun presiden yang saat itu menjabat menyatakan
pengunduran diri sebagai presiden.
Namun,pernahkan kita mengulas kembali api semangat yag
telah disulut oleh para pendahulu kita,dan terfikirkankah bahwa api semangat
yang telah menggulingkan sebuah pemerintahan yang otoriter tersebut semakin
tahun,semakin bulan,semakin hari semakin memadam,. Hari ini mahasiswa telah
melupakan 3 fungsi utama mahasiswa
-
Agent of change
-
Social control
-
Iron Stock
Tapi,sangat miris rasanya ketika seorang mahasiswa tidak lagi
mengetahui bahkan telah mengubah 3 fungsi utama mahasiswa,yang mereka anggap
adalah fungsi mahasiswa,yaitu:
-
Change for me
-
Controling social by me
-
Other people are iron stock for
me
Sangat tragis ketika hamper semua mahasiswa berfikir
hanya untuk pribadinya sendiri. Api semangat pergerakan telah terpolarisasi
menjadi api semangat pergaulan mahasiswa. Dan saat ini unutk kembali menyulut
api semangat pergerakan yang telah padam, kita harus me-rewind kembali
memori-memori semangat sebagai mahasiswa.
Kita buktikan bahwa hari ini posisi mahasiswa bukanlah
sebagai penonton yang memeriahkan alur kebijakan bangsa ini. Tetapi,posisi
mahasiswa sebagai salah satu bagian yang memiliki hak dan kewajiban dalam alur
kebijakan bangsa ini. ( fjr )
Thursday, February 9, 2012
Lembarpertanggungjawaban Kepala Departemen Kaderisasi MUA 2010-2011
Bismillah..
Jika
kau tidak mendapatkan apa yang diinginkan, janganlah bersedih
Karena,
ALLAH
telah mempersiapkan sesuatu yang lebih baik untukmu
Tak terasa sudah
hampir satu tahun kepengurusan di MUA,layaknya es campur, manis, asem, dingin, lembut, pahit tercampur menjadi satu kesatuan
yang padu dalam keharmonisan kekeluargaan. Sebuah penghargaan yang sangat
tinggi bisa dipertemukan dengan insan-insan yang memiliki kompetensi cemerlang.
Bukan sebuah
kapasistas seorang Fajar untuk memberikan kritikan, saran apalagi himbauan.
Namun, jikalau diijinkan boleh saya menggungkapkan sebuah kisah klasik saat
satu tahun kepengurusan ini.
Pemberitahuan:
(Saya minta maaf
sebelumnya jika terdapat kalimat-kalimat yang kurang berkenaan dalam tulisan
ini. Tulisan di bawah ini hanya sebuah celotehan dari seorang anak yang baru
merasakan indahnya dunia luar ‘kampus’. Saya tidak bertanggung jawab ketika
diperjalanan pembacaan tulisan ini terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Harap
dibaca secara seksama dan dalam tempo senormal-normalnya)
Kost-an Temen,3 RabiulAwal 1432
H
Kost-an
Temen,6 Februari 2011 M
Fajar Tri Nugroho
.......................................................................................................................................................
Monday, February 6, 2012
Kapan aku istirahat di jalan juang ini ?
Suatu momen
dikala matahari mulai malu menyinari bumi. Seorang organisatoris bertanya kepada
seniornya terkait bolehkan dia istirahat sejenak dalam jalan juang ini. Dalam keheningan
senja itu dia bertanya, “Ka, aku ingin bertanya kepada kakak terkait jalan
juang ini, bolehkah aku istirahat sejenak kira-kira satu tahun lamanya dalam
jalan juang ini?”. Sang senior pun menjawab “ tidak boleh”. Lalu dia pun
bertanya kembali, “jika aku beristirahat satu bulan dari jalan juang ini boleh
tidak ka?”. Dengan sikap yang sama kakak tingkatnya menjawab dengan irama yang
sama “tidak boleh”. Masih terheran-heran, dia pun mengajukan pertanyaan lagi, “jika
satu pekan saja aku istirahat dari jalan juang ini, boleh tidak ka?”. Terucap dari mulut seniornya jawaban yang
sama. Lalu dengan sedikit meninggikan nada, dia bertanya kembali, “jika aku
istiharat satu hari saja, boleh tidak ka?”. Masih dengan tanggapan yang tenang
namun tergambar tegas seniornya menjawab “tetap tidak boleh saudaraku”. Dengan sedikit
marah dia bertanya lagi kepada seniornya, “ok ka, jika hanya satu menit saja aku
tidak berada jalan juang ini, apakah boleh?”. Seniornya tersenyum teduh dan
menjawab “tetap kamu tidak boleh istirahat saudaraku”. Dengan sedikit emosi dia
pun berkata “lalu kapan kita boleh istirahat dalam jalan juang ini ka? Tahukah ka,
jika badan ini sudah sangat letih sebagai penopang tonggak pahala ini”. Setelah
dia bertanya kepada seniornya, suasana menjadi hening sejenak. Terlihat kerutan
dalam dahi sang senior, sering kali matanya terfokuskan pada langit yang mulai
memerah kala itu. Lalu senoirnya menghadapkan wajahnya ke saudaranya itu,
dengan diawali bismillah, dia menjawab. “wahai adikku, sadarkah engkau bahwa
diluar sana masih banyak teman-teman kita yang memperjuangkan kebaikan. Yang berada
dipikiran mereka hanyalah terjalinnya hubungan yang harmonis antara hamba dan
Tuhannya. Tidak pernah sesekali mereka berpikir untuk rehat sejenak dari jalan
juang ini. Apalagi berpikir untuk mendapatkan keuntungan dunia yang fana.
Adikku dengarlah, ‘Jika engkau CINTA, maka jalan juang adalah Tadhiyah (pengorbanan),
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta. Bersedialah banyak
kehilangan dan sedikit menerima. Karena
Allah lebih mulia, sedang di sisimu adalah fana belaka. Sedangkan setiap
tetes keringat berpahala lipat ganda’.
Waktu istirahat
kita adalah ketia kaki ini telah menginjak jannah-Nya yang sangat lapang dengan
kenikmatan yang sesungguhnya. Di dalamnya terdapat sungai-sungai yang mengalir
dan beraneka rasa, dimana kita bisa meminumnya tanpa batas. Apakah itu tidak
sangat menggiurkan bagimu adikku. Aku paham jika kau letih, bosan, dan kecewa
dengan jalan juang ini. Namun, inilah perdagangan yang Allah tawarkan kepada
kita. Berikan yang terbaik untuk agama ini, dan opantaskan bahwa dirimu pantas
menerima kenikmatan jannah-Nya”.
Terteteslah
air mata sang adik, dan dia hanya berkat “afwan ka jika pribadi ini lemah”. Pertemuan
itu pun diakhiri dengan berkumandangnya adzan magrib yang merdu nan menggugah
hati yang sedang gelisah ini. Semoga bisa menjadi bahan instropeksi diri dan
penyemangat diri ketika jiwa yang lemah ini berada pada ujung tanduk kemalasan.
Friday, February 3, 2012
Lembarpertanggungjawaban Ketua Umum BEMJ Fisika
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KETUA UMUM
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Bismillahirrahmanirrahim
Yang saya hormati dan banggakan...
Ketua Umum dan Pengurus Badan Legislatif Mahasiswa Jurusan Fisika
Sahabat-sahabat saya di BEMJ Fisika
Serta rekan-rekan mahasiswa fisika yang selalu mendampingi kami
PENDAHULUAN
”……bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(TQS. At-Taubah ayat 105)
Puja dan puji syukur kami selayangkan kepada Allah atas berbagai nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Nikmat sehat yang menjadikan diri ini terus dapat merasakan indahnya tarikan gravitasi bumi yang banyak menyimpan berbagai misteri. Nikmat Islam dan Iman yang menjadi peneduh dikala hati-hati yang telah merelakan jiwanya menjadi bagian pelaku sejarah di fisika. Dan nikmat persahabatan yang bergetar harmonis dan tidak akan berhenti sampai diujung waktu kebersamaan.
Shalawat teruntai salam semoga tersampaikan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, baik yang sudah menjemput syahidnya ataupun yang masih menunggu-nunggu kedatangannya. Semoga kita termasuk insan yang ikut berbaris dalam kelompok yang benar.
BEMJ Fisika layaknya sebuah perahu yang berlayar di samudera lepas. Tak terasa perahu kami pun sudah hampir sampai di pelabuhan terakhirnya. Kami menyadari ketika kami memutuskan untuk ikut berlayar dalam perahu ini, maka kami siap menukar ego pribadi dengan ego sosial dan menukar perhitungan dunia dengan perhitungan langit. Kami pun merelakan jiwa ini dalam tekanan yang mungkin akan banyak menyita waktu keluarga, akademik bahkan kebutuhan pribadi tersendiri. Namun hal ini menjadi tantangan yang menarik karena Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan yang kesulitannya melebihi kemampuan pribadi tersebut. Maka dengan berlandaskan inilah kami mencoba menjadi pribadi pilihan yang menawan seraya tunduk sujud diatas karang akidah dan terajut indah laksana hamparan pasir putih di pantai. Oleh karena itu kami besitkan dalam hati ini untuk tidak gentar dengan kemiskinan harta melainkan gentar dengan kemiskinan jiwa dan tidak pernah bergeming dari celaan yang lemah jiwa serta tidak pernah takut akan sesuatu yang pasti datang yaitu kematian.
Subscribe to:
Posts (Atom)