Berangkat
dari satu ayat yang saya resapi maknanya “Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka...” (An-Nisa : 9)
Satu
ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pegangan tatkala sudah memasuki
momen regenerasi kepemimpinan. Sejatinya amanah ini bukanlah satu permainan
yang penuh dengan canda tawa dipertengahan jalannya. Namun akan sering untuk
bersikap serius walaupun harus juga terkesan santai.
Pada
tahun 2014 nanti, Universitas Negeri Jakarta atau yang dahulu lebih bersahabat
dengan sapaan IKIP Jakarta, akan melangsungkan suatu prosesi sakral yang bisa
menentukan keberlangsungan UNJ ke depannya.
Saya bilang, tahun 2014 adalah
tahunnya regenerasi kepemimpinan di Kampus Pendidikan ini. Mengapa?? Karena
sudah dimulai dari bulan oktober, isu terkait regenerasi ini sudah mencuat
dikalangan civitas akademika UNJ. Diawali dari lembaga kemahasiswaan tingkat
jurusan sampai tingkat universitas bersorak-sorak dalam euforia agenda ini. Bahkan
tataran birokrat kampus pun tak mau kalah dalam meramaikan bursa efek amanah
kepemimpinan di UNJ. KaJur dan Dekan sudah mendahuluinya, tinggal tersisa
Pemilihan Rektor UNJ yang masih berjalan saat ini (baca : Januari awal).
UNJ
yang hari ini berada di Ibu Kota Jakarta adalah kampus yang syarat dengan
sejarah. Mengingat sejarah reformasi ’98, almamater hijau ini pun menjadi
bagian penting dalam meruntuhkan rezim saat itu. Tak heran jika banyak
insan-insan yang berkualitas terlahir dari Kampus Hijau ini. Sebut saja Prof
Arief Rachman, Prof Tilaar, Dr Deliar Noer, Prof Hafid Abbas, Pak Ubedillah
Badrun (ketua Pusat Politik Nasional) dan masih banyak lagi. Tetapi, yang saya
kagumi dari mereka adalah jiwa pendidik yang terus melekat sampai sekarang. Saya
bisa katakan bahwa mereka adalah “guru
besar Indonesia yang bisa menyentuh langit dan tetap menginjak bumi”. Hal
ini menjadi poin penting yang harus dilihat oleh Rektor UNJ setelah Prof Bedjo
nantinya.
Di
sisi lain poin yang harus diperhatikan Rektor UNJ berikutnya adalah melihat tantangan
jaman terkait pentingnya pendidikan yang telah hadir ketika Tujuan Bangsa
Indonesia ditulis dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Ini adalah satu arahan
dalam memimpin kampus pendidikan guna melahirkan insan-insan cendikia di ranah
pendidikan nasional dan internasional. Kemudian haruslah meresapi dari untaian
kalimat dalam Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan”. Tidak hanya itu, bahkan haruslah memudahkan dalam
transfer ilmu kepada seluruh warga negara tanpa kecuali, yang dimana ini
diperjelas dalam pasal 31 ayat 2. Dari semua itu lalu muncul pertanyaan di
benak ini “Rektor UNJ seperti apa sih yang kamu mau?”. Ini adalah pertanyaan
paling fenomenal saat ini. Kalau saya ditanya pertanyaan itu maka akan saya
jawab “Rektor UNJ harus punya visi dan misi yang meng-Indonesia-kan Pendidikan Bangsa”.
Sudahlah cukup menjadi bangsa inlander, saatnya kita kembali kepada kebanggaan ide
dari tokoh-tokoh pendidikan Indonesia yang dahulu pernah menjadi insan yang
unggul. Ingatlah saat Tan Malaka yang membuat konsep Sekolah Rakyat atau Ki
Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Jogja. Sejatinya ide-ide itulah
yang sangat mencirikhaskan ke-Indonesia-an. Rektor UNJ haruslah cakap dalam mengonsep sistem
pendidikan dan bisa menjadi teladan bagi pendidik di seluruh Nusantara.
Kemudian
kita juga butuh Rektor UNJ yang BANGGA dengan almamater hijau ini. Butuh sosok
Rektor UNJ yang tegas dalam memberi semangat belajar kepada mahasiswa bahkan
kepada dosen-dosennya. Sehingga tidak muncul lagi ucapan terkait UNJ sebagai
pijakan sementara dalam meraih karir cemerlang. Sangat rendah bahkan hina jika
civitas akademika berfikir sepeti itu. Mereka sama saja Politisi berkedok
Sertifikat Pendidik.
Terakhir dari saya,
Kami
tidak butuh Rektor UNJ yang sering blusukan
seperti tokoh yang ada di sana.
Tapi
kami butuh Rektor UNJ yang mencintai dan
dicintai rakyatnya.
Semoga
UNJ bisa menjadi garda terdepan dalam membangun pendidikan Indonesia
Semangat
#MendidikIndonesia
Fajar
Tri Nugroho
Mahasiswa Pendidikan
Fisika UNJ
No comments:
Post a Comment