Wednesday, January 1, 2014

#MenujuUNJBaru



 Berangkat dari satu ayat yang saya resapi maknanya “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka...” (An-Nisa : 9)

Satu ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pegangan tatkala sudah memasuki momen regenerasi kepemimpinan. Sejatinya amanah ini bukanlah satu permainan yang penuh dengan canda tawa dipertengahan jalannya. Namun akan sering untuk bersikap serius walaupun harus juga terkesan santai.

Pada tahun 2014 nanti, Universitas Negeri Jakarta atau yang dahulu lebih bersahabat dengan sapaan IKIP Jakarta, akan melangsungkan suatu prosesi sakral yang bisa menentukan keberlangsungan UNJ ke depannya.
 Saya bilang, tahun 2014 adalah tahunnya regenerasi kepemimpinan di Kampus Pendidikan ini. Mengapa?? Karena sudah dimulai dari bulan oktober, isu terkait regenerasi ini sudah mencuat dikalangan civitas akademika UNJ. Diawali dari lembaga kemahasiswaan tingkat jurusan sampai tingkat universitas bersorak-sorak dalam euforia agenda ini. Bahkan tataran birokrat kampus pun tak mau kalah dalam meramaikan bursa efek amanah kepemimpinan di UNJ. KaJur dan Dekan sudah mendahuluinya, tinggal tersisa Pemilihan Rektor UNJ yang masih berjalan saat ini (baca : Januari awal).

UNJ yang hari ini berada di Ibu Kota Jakarta adalah kampus yang syarat dengan sejarah. Mengingat sejarah reformasi ’98, almamater hijau ini pun menjadi bagian penting dalam meruntuhkan rezim saat itu. Tak heran jika banyak insan-insan yang berkualitas terlahir dari Kampus Hijau ini. Sebut saja Prof Arief Rachman, Prof Tilaar, Dr Deliar Noer, Prof Hafid Abbas, Pak Ubedillah Badrun (ketua Pusat Politik Nasional) dan masih banyak lagi. Tetapi, yang saya kagumi dari mereka adalah jiwa pendidik yang terus melekat sampai sekarang. Saya bisa katakan bahwa mereka adalah “guru besar Indonesia yang bisa menyentuh langit dan tetap menginjak bumi”. Hal ini menjadi poin penting yang harus dilihat oleh Rektor UNJ setelah Prof Bedjo nantinya.

Di sisi lain poin yang harus diperhatikan Rektor UNJ berikutnya adalah melihat tantangan jaman terkait pentingnya pendidikan yang telah hadir ketika Tujuan Bangsa Indonesia ditulis dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Ini adalah satu arahan dalam memimpin kampus pendidikan guna melahirkan insan-insan cendikia di ranah pendidikan nasional dan internasional. Kemudian haruslah meresapi dari untaian kalimat dalam Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Tidak hanya itu, bahkan haruslah memudahkan dalam transfer ilmu kepada seluruh warga negara tanpa kecuali, yang dimana ini diperjelas dalam pasal 31 ayat 2. Dari semua itu lalu muncul pertanyaan di benak ini “Rektor UNJ seperti apa sih yang kamu mau?”. Ini adalah pertanyaan paling fenomenal saat ini. Kalau saya ditanya pertanyaan itu maka akan saya jawab “Rektor UNJ harus punya visi dan misi yang meng-Indonesia-kan Pendidikan Bangsa”. Sudahlah cukup menjadi bangsa inlander, saatnya kita kembali kepada kebanggaan ide dari tokoh-tokoh pendidikan Indonesia yang dahulu pernah menjadi insan yang unggul. Ingatlah saat Tan Malaka yang membuat konsep Sekolah Rakyat atau Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Jogja. Sejatinya ide-ide itulah yang sangat mencirikhaskan ke-Indonesia-an. Rektor UNJ  haruslah cakap dalam mengonsep sistem pendidikan dan bisa menjadi teladan bagi pendidik di seluruh Nusantara.

Kemudian kita juga butuh Rektor UNJ yang BANGGA dengan almamater hijau ini. Butuh sosok Rektor UNJ yang tegas dalam memberi semangat belajar kepada mahasiswa bahkan kepada dosen-dosennya. Sehingga tidak muncul lagi ucapan terkait UNJ sebagai pijakan sementara dalam meraih karir cemerlang. Sangat rendah bahkan hina jika civitas akademika berfikir sepeti itu. Mereka sama saja Politisi berkedok Sertifikat Pendidik.

Terakhir dari saya,
Kami tidak butuh Rektor UNJ yang sering blusukan seperti tokoh yang ada di sana.
Tapi kami butuh Rektor UNJ yang mencintai dan dicintai rakyatnya.

Semoga UNJ bisa menjadi garda terdepan dalam membangun pendidikan Indonesia

Semangat #MendidikIndonesia
Fajar Tri Nugroho
                                                                                                              Mahasiswa Pendidikan Fisika UNJ

No comments:

Post a Comment