Membina
Angkatan Mujahid
_Sa’id
Hawwa_
Bismillah...
Sang
Peletak Teori Gerakan Islam Kontemporer
Apabila
suatu fatwa dinilai berdasarkan tempat, masa, dan ulama yang memberu fatwa,
demikian halnya dengan teori gerakan Islam kontemporer, ia harus dipertimbangkan
berdasarkan tempat, masa dan kapabilitas peletaknya.
Sebuah
teori akan terbantahkan jika terdapat teori baru yang sudah diujikan pada
sebuah kondisi, namun jika teori baru tidak terdapat perubahan yang signifikan
maka teori lama tersebutlah yang masih dianggap relevan samapi saat ini.
Sebelum
masuk ke materi, berbicara terkaiat pemikiran seharusnya pemikiran atau fikroh
dari Imam Syahid Hasan Al-Banna dapat diketahui oleh semua orang.Pemikiran
beliau adalah pemikiran yang syamil (komprehensif), yang memenuhi seluruh
kebutuhan kita. Pemikiran yang solutif
dapat membantu manusia untuk menjalani hidup, termasuk pemikrian beliau. Tentunya
pemikiran beliau akan selalu diambil dari ajaran Rasulullah yang diejawentahkan
ke dalam bahasa kehidupan hari ini.
Namun
ini tidak membatasi umat muslim untuk mengembangkan atau pun merombak bangunan
dakwah yang sudah diletakkan oleh Hasan Al-Banna, sebagaimana jamaah berhak
mengmbil jarak dari cara pandang Hasan Al-Banna.
Dalam
perjalan dakwahnya, beliau telah memadukan antara hukum-hukum syariat dengan
tuntunan zaman; antara cita-cita melangit seorang muslim dengan pandangan
realistik di lapangan; antara kesempurnaan terbiyah dan ta’lim dengan tatanan
dan aktifitas politik serta ekonomi; dan lain-lain yang memenuhi hajat kaum
umat muslim dewasa ini.
Dari
pemikiran beliau terlahir sebuah poin-poin penting dalam Risalam Ta’lim yang
menjadikan pondasi dalam bergerak dan
sendi-sendi kepribadian Islam yang dapat mewujudkan tujuan.
Risalah
ta’lim yang merupakan peninggalan Hasan Al-Banna berupa ijtihad beliau, merinci
segala sesuatu yang diperlukan oleh setiap pribadi muslim. Risalah Ta’lim
berisi dua bagian yaitu rukun-rukun baiat dan kewajiban-kewajiban seorang
mujahid.
Risalah
ta’lim pada dasarnya merupakan sebuah risalah yang pembahasannya
menitikberatkan pada aspek takwiniyah terhadap terhadap individu secara
komprehensif agar segala sesuatu menjadi jelas baginya.
Rukun
bai’at Risalah Ta’lim :
1. Al-Fahm
2. Ikhlas
3. Amal
4. Jihad
5. Pengorbanan
6. Taat
7. Tsabat
( Teguh Pendirian )
8. Tajarrud
( Totalitas )
9. Ukhuwah
( Persaudaraan )
10. Tsiqah
( Percaya )
Risalah
Ta’lim mempunyai kedudukan tersendiri dalam manhaj Ikhwanul Muslimin, demikian
juga kedudukan terhadap keanggotaan dalam tubuh Jamaah Ikhwan. Agar pemerhati
dari kalangan Ikhwan tidak menganggap bahwa Risalah Ta’lim adalah segala
sesuatu dalam manhaj atau dalam hal keanggotaan.
Kunci
memahami dakwah IM
Rasulullah
saw. bersabda kepada Hudzaifah,
“Hendaklah kamu komitmen bersama
jamaah kaum muslimin dan imamknya”
( HR. Bukhari Muslim )
Salam
satu prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan seorang muslim adalah bahwa umat
islam harus mempunyai jamaah dan imam. Kewajiban utama setiap muslim adalah
memberikan kesetiaan ke jamaah dan imammnya. Keberadaan IM perlu diperjuangkan,
karena ini kunci kedua untuk memahami dakwah IM. Kunci ketiga adalah IM
merupakan simbol bagi berkiprahnya panji politik di wilayah Islam.
Prinsip
Umum dari dakwah IM adalah :
·
IM merupakan Hizbullah
·
Memelihara opini umum, baik ditingkat
regional, nasional, maupun internasional
·
Ikhwan adalah jamaah yang masuk ke dalam
syariat Islam
·
Pegangan IM adalah sebagai berikut :
-
Dibenarkan oleh syariat
-
Sebanding dengan senjata musuh
·
Prinsip politik luar negeri Ikhwan
adalah prinsip maslahah dengan maslahah dan pergaulan adil sama adil
Hal-hal
yang perlu diketahui sebagai anggota IM
:
Ø Memahami
permasalahan dakwah kita
Ø Cara
dakwah harus menyentuh pembicaraan tentang ruih, jiwa, hati, serta nilai-nilai
Islam
Ø Memahami
kapasitas intelektual orang yang kita dakwahi
Dalam
sebuah posisi yang besar akan selalu ada ladang amal yang luas pula. Terdapat
tanggung jawab yang besar bagi kita sebagai dai hari ini yaitu tajdid (
pembaruan ) dan naql ( alih generasi ). Yakni pembaruan ajaran Islam dan proses
perubahan terhadap pribadi muslim dari satu kondisi ke kondisi yang lain dan
perubahan umat Islam dari satu fase ke fase lain
Kewajiban-kewajiban
seorang mujahid :
Imanmu
kepada bai’at ini mengharuskanmu menunaikan kewajiban-kewajiban berikut,
sehingga engkau manjadi ‘batu bata’ yang kuat bagi bangunan
Ø Hendaklah
engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah tidak kurang dari satu juz.
Usahakan untuk menghatamkan Al-Qur’an dalam waktu tidak lebih daari sebulan dan
tidak kurang dari tiga hari
Ø Hendaklah
engkau membaca Al-Qur’an dengan baik, memperhatikan dengan seksama, dan
merenungkan artinya
Ø Hendaklah
engkau mengkaji Sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu
yang tersedia
Ø Hendaklah
engkau bersegera melakukan general chek up berkala atau berobat
Ø Hendaklah
engkau menjauhi sikap berlebi-lebihan dan mengkonsumsi kopi, teh dan minuman
perangsang semisalnya
Ø Hendaklah
engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal yang menyangkut temoatg
tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini dibangun
di atas dasar kebersihan
Ø Hendaklah
engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta
Ø Hendaklah
engkau menepati janji, jangan mengingkarinya, bagaimanapun kondisi engkau
hadapi
Ø Hendaklah
engkau menjadi seorang yang berani dan tahan uji
Ø Hendaklah
engkau senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius
Ø Hendaklah
engkau memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang senditif dan peka oleh
kebaikan dan keburukan
Ø Hendaklah
engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setaip
situasi
Ø Hendaklah
engkau menjadi pekerja keras yang terlatih dalam aktivitas sosial
Terdapat empat puluh kewajiban-kewajiban
seorang mujahid yang Hasan Al-Banna sampaikan. Pada penutup risalah ini Hasan
Al-Banna berusaha merignkas semua pilar kepribadian dan kewajiban-kewajibannya
bahwa ia dapat mewujudkan lima slogan dan mempertahankan lima kata kunci. Semua
itu kembalinya kepada ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an.
No comments:
Post a Comment