Friday, October 19, 2012

Resume Buku Fiqh Dakwah


FIQH DAKWAH
_Jum’ah Amin Abdul Aziz_

Bismillah...

Jika kita mendengar kalimat Dakwah Islamiyah, maka dimaksudkan adalah “Risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya, baik di depan atau belakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizat dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi saw dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.”

Keutamaan Dakwah
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata, “ Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” ( Fushilat : 33 )
Ayat tadi adalah sebuah peringatan bagi para dai sekaligus sebuah sanjungan bagi dai yang terus menerus mengajak manusia dalam kebaikan. Dakwah adalah tugas lahiriyah dari seluruh umat manusia. Karena bukan dai adalah profesi yang bisa disandang oleh siapa saja, diri kita adalah dai minimalnya dai untuk dirinya sendiri. Maka bergembiralah, karena Allah dalam firman-Nya mengatakan
Katakanlah, “ Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” ( Yunus: 58 )

Karakteristik Dakwah Kita
Dakwah islamiah memiliki beberapa karakter yang membedakannya dari dakwah-dakwah yang lain. Di sini akan kita sebutkan secara ringkas sebagai berikut :
1.      Rabaniyah
2.      Wasathiyah
3.      Ijabiyah
4.      Wa’qiyah
5.      Akhlaqiyah
6.      Syumuliyah
7.      ‘Alamiyah
8.      Syuriyah
9.      Jihadiyah
10.  Salafiyah

Kaidah-Kaidah yang menjadi acuan seorang Dai
Ø  Memberi keteladanan sebelum berdakwah
Ø  Mengikat hati sebelum menjelaskan
Ø  Mengenalkan sebelum memebri beban
Ø  Bertahap dalam Pembebanan
Ø  Memudahkan, bukan Menyulitkan
Ø  Yang pokok sebelum yang cabang
Ø  Membesarkan hati sebelum memberi Ancaman
Ø  Memahamkan, bukan Mendikte
Ø  Mendidik, bukan Menelanjangi
Ø  Muridnya Guru, bukan Muridnya Buku

Dari semua itu, maka dai harus memperhatikan niat dan orientasinya dalam berdakwah, yaitu semata-mata untuk mendapat ridha Allah swt. Layaknya Abu Yusuf r.a berkata, “ Wahai kaumku, hendaknya kamu niatkan ilmumu karena Allah. Sesungguhna aku belum pernah duduk di suatu majelis pun di mana aku berniat dalam majelis itu untuk bertawadhu kecuali aku tidak berdiri hingga aku melebihi mereka, dan aku belum pernah duduk di suatu majelis pun di mana aku berniat di dalamnya untuk melebihi mereka kecuali aku tidak berdiri hingga aku terhina.
Niat menjadi sangat penting dan mendasar bagi seluruh gerakan awalan kita. Jangan sampai niat kita terusik oleh kesenangan semu yang dapat membuyarkan kesenganan yang hakiki lagi sejati, yaitu nikmat syurga yang Allah janjikan kepada umat-Nya yang bertakwa.

No comments:

Post a Comment