Bismillah, semoga ketika berbicara kedepannya presentasi
hati nurani saya lebih banyak dari pada emosi saya
“Wahai para pejuang kebenaran yang hatinya
selalu diselimuti oleh cahaya kebaikan. Hari ini, Tuhan telah memposisikan kita
pada sebuah amanah yang bisa kita garap sebagai ladang amal kita kelak.
Yakinlah wahai pejuang kebenaran, jika diluar sana masih ada orang yang lebih
pantas dalam mengemban amanah ini, maka Tuhan akan memilih mereka ketimbang
kita. Sungguh sudah tidak ada tindakan
lain oleh kita sebagai hamba selain membuktikkan bahwa apa yang Tuhan kita
putuskan adalah sebuah kebenaran bukan karena rasa iba. Kontribusi nyata adalah
harga mati untuk menjual jiwa raga kita kepada Tuhan untuk ditukarkan dengan
kenikmatan Jannah-Nya. Oleh karena itu, tidak ada lagi rasa saling benar dalam
beramal, tidak ada lagi rasa ingin menggurui dalam bekerja, dan yang ada
hanyalah rasa bersatu dalam perbedaan
untuk menggapai kemenangan yang hakiki”
Teruntuk sahabat-sahabat ku seperjuangan
yang merelakan hatinya lelah dalam tekanan
Teruntuk sahabat ku yang telah menjual jiwa
raganya kepada Sang Pemilik Alam Semesta
Teruntuk pejuang kebenaran yang merelakan
hidupnya terlumuri agenda amal sosial
Jalan juang ini bukanlah permainan catur yang bisa
dimenangkan dengan kesendirian. Jalan juang ini bukanlah adu cepat motor GP
yang menunjukkan kecakapannya dalam mengendarai. Jalan juang ini bukanlah keserakahan
ego pribadi untuk menggapai kemenangan semu. Ketahuilah, bahwa jalan juang ini
layaknya gerbong kereta api yang harmonis bergerak. Selalu ada pihak-pihak yang
menjadikannya selalu berjalan dijalurnya. Beratnya beban, tak sanggup untuk
pundak ini memikulnya sendiri. Keterkaitan antara satu dan yang lain akan
menjadi senjata utama dalam biduk bahtera perjuangan ini.
Teringat sebuah momen pada masa kekhalifahan Umar Bin
Abdul Aziz, dimana belum sampai tiga tahun memerintah, seluruh rakyatnya sudah
sejahtera keseluruhan. Sehingga semua rakyatnya tidak ada yang mau menerima
zakat. Ini adalah sebuah visi besar yang akan dibawa oleh semua pemimpin dalam
skala besar maupun kecil. Visi yang besar hanya akan terealisasikan ketika
semua elemen pada frekuensi yang sama, satu kepemahaman terkait kesejahteraan
yang sama, dan ikhlas dalam berkontribusi hanya untuk menggapai ridho Sang
Illahi.
Salam semangat untuk sahabat-sahabat ku yang telah
menukar ego pribadi dengan ego sosialnya dan lebih menjadikan perhitungan
langit sebagai acuannya dalam beramal daripada perhitungan dunia yang singkat. Jadikan
kesempatan yang telah diberikan Tuhan ini sebagai ladang amal yang bisa
memberatkan timbangan kebaikan di akherat kelak.
Teruntuk para pejuang kebaikan yang akan menemani diri
ini untuk beramal kelak,
Ihsan, Solihun, Gita, Sakti, Dinda, Dedi, Titia, Ghea.
Keluarga kecil yang penuh kedamaian ini akan menjadi sandaran ketika jiwa yang
lemah ini merasa suntuk. Kemudian teruntuk pejuang-pejuang langit Tank MIPA
yang selalu bergerilya dengan kebenaran dan Tahmat Satria Bahari serta ksatria
Desa Binaan yang takan lelah mencerdaskan sepenuh hati. Tak lupa para pejuang
kebaikan yang hari ini telah ditempatkan disebuah ladang amal dimanapun kalian
berada.
Semoga ini adalah awalan dari titik pulminasi kebaikan
yang terorganisir kelak dan akan menjadi bagian dari hati yang tak akan
terlupakan sampai waktu hidup ini yang telah sampai pada garis akhir menghadap
Sang Pemegang Kehidupan.
Warnai
Dunia dengan Kreasimu,
Untuk
Sebuah Senyuman Diakhir Hayatmu
Salam Pergerakan,
Kontribusi Sepenuh
Hati
Fajar Tri Nugroho
Kepala Departemen
Sosial Politik FMIPA
No comments:
Post a Comment