Saturday, March 3, 2012

Kontribusi Sepenuh Hati


Bismillah, semoga ketika berbicara kedepannya presentasi hati nurani saya lebih banyak dari pada emosi saya

“Wahai para pejuang kebenaran yang hatinya selalu diselimuti oleh cahaya kebaikan. Hari ini, Tuhan telah memposisikan kita pada sebuah amanah yang bisa kita garap sebagai ladang amal kita kelak. Yakinlah wahai pejuang kebenaran, jika diluar sana masih ada orang yang lebih pantas dalam mengemban amanah ini, maka Tuhan akan memilih mereka ketimbang kita.  Sungguh sudah tidak ada tindakan lain oleh kita sebagai hamba selain membuktikkan bahwa apa yang Tuhan kita putuskan adalah sebuah kebenaran bukan karena rasa iba. Kontribusi nyata adalah harga mati untuk menjual jiwa raga kita kepada Tuhan untuk ditukarkan dengan kenikmatan Jannah-Nya. Oleh karena itu, tidak ada lagi rasa saling benar dalam beramal, tidak ada lagi rasa ingin menggurui dalam bekerja, dan yang ada hanyalah rasa bersatu dalam perbedaan untuk menggapai kemenangan yang hakiki”

Teruntuk sahabat-sahabat ku seperjuangan yang merelakan hatinya lelah dalam tekanan
Teruntuk sahabat ku yang telah menjual jiwa raganya kepada Sang Pemilik Alam Semesta
Teruntuk pejuang kebenaran yang merelakan hidupnya terlumuri agenda amal sosial

Jalan juang ini bukanlah permainan catur yang bisa dimenangkan dengan kesendirian. Jalan juang ini bukanlah adu cepat motor GP yang menunjukkan kecakapannya dalam mengendarai. Jalan juang ini bukanlah keserakahan ego pribadi untuk menggapai kemenangan semu. Ketahuilah, bahwa jalan juang ini layaknya gerbong kereta api yang harmonis bergerak. Selalu ada pihak-pihak yang menjadikannya selalu berjalan dijalurnya. Beratnya beban, tak sanggup untuk pundak ini memikulnya sendiri. Keterkaitan antara satu dan yang lain akan menjadi senjata utama dalam biduk bahtera perjuangan ini.

Teringat sebuah momen pada masa kekhalifahan Umar Bin Abdul Aziz, dimana belum sampai tiga tahun memerintah, seluruh rakyatnya sudah sejahtera keseluruhan. Sehingga semua rakyatnya tidak ada yang mau menerima zakat. Ini adalah sebuah visi besar yang akan dibawa oleh semua pemimpin dalam skala besar maupun kecil. Visi yang besar hanya akan terealisasikan ketika semua elemen pada frekuensi yang sama, satu kepemahaman terkait kesejahteraan yang sama, dan ikhlas dalam berkontribusi hanya untuk menggapai ridho Sang Illahi.

Salam semangat untuk sahabat-sahabat ku yang telah menukar ego pribadi dengan ego sosialnya dan lebih menjadikan perhitungan langit sebagai acuannya dalam beramal daripada perhitungan dunia yang singkat. Jadikan kesempatan yang telah diberikan Tuhan ini sebagai ladang amal yang bisa memberatkan timbangan kebaikan di akherat kelak.

Teruntuk para pejuang kebaikan yang akan menemani diri ini untuk beramal kelak,
Ihsan, Solihun, Gita, Sakti, Dinda, Dedi, Titia, Ghea. Keluarga kecil yang penuh kedamaian ini akan menjadi sandaran ketika jiwa yang lemah ini merasa suntuk. Kemudian teruntuk pejuang-pejuang langit Tank MIPA yang selalu bergerilya dengan kebenaran dan Tahmat Satria Bahari serta ksatria Desa Binaan yang takan lelah mencerdaskan sepenuh hati. Tak lupa para pejuang kebaikan yang hari ini telah ditempatkan disebuah ladang amal dimanapun kalian berada.

Semoga ini adalah awalan dari titik pulminasi kebaikan yang terorganisir kelak dan akan menjadi bagian dari hati yang tak akan terlupakan sampai waktu hidup ini yang telah sampai pada garis akhir menghadap Sang Pemegang Kehidupan.

Warnai Dunia dengan Kreasimu,
Untuk Sebuah Senyuman Diakhir Hayatmu
Salam Pergerakan,
Kontribusi Sepenuh Hati


Fajar Tri Nugroho
Kepala Departemen Sosial Politik FMIPA


No comments:

Post a Comment