Bismillah,.
Allah telah adil dalam menentukan sesuatu, Jika ada sebuah Kehidupan maka akan ada Kematian. Namun, akhir seperti apa yang akan membuat kita termasuk dalam golongan yang tak merugi nantinya. Kisah berikut akan mengantarkan logika kita tentang akhir hidup yang bahagia "Happy ending full barokah". Kisah seorang manusia biasa yang menjadi luar biasa karena di tarbiyah langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan perantara malaikat Jibril. Semoga bisa menjadi cita-cita kita kelak menjelang akhir hidup ini.
Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya
masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai
anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku
melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu
dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah
anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah
malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril
tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya
sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu
dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya
Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah
terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti
kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah
lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar
ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku
kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar
Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail
melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit
sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya
Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup,
melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian
terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan
sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa
malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di
antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,
ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup
manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Warnai Dunia dengan Kreasimu,
untuk Sebuah Senyuman Diakhir Hayatmu
No comments:
Post a Comment