![]() |
Sumber poto : Google |
Para guru saat dipesantren dahulu selalu menasehati kita
dengan focus utama adalah BERKAH.
Buat apa toh kita hidup kalau tidak dilingkupi oleh berkah.
Ibarat lomba lari estafet, tapi pelari tidak membawa tongkat
untuk diestafetkan. Maka yang terjadi adalah tidak diterimakanya kemenangan mereka
walau sudah sampai garis finish duluan.
Ibarat permainan sepak bola yang mencetak gol dengan cara
membawa bola dengan tangan yang nantinya akan dianulir oleh wasit.
Ya begitu pula hidup
Letih dan lelahnya kita dalam beraktifitas tidak boleh
terlepas dari BERKAH.
Semua aspek kehidupan harus terlingkupi BERKAH
Kerja harus BERKAH, kuliah mencari berkah, mengajar mencari
Berkah, jadi ketua lembaga mencari berkah, menjadi pengurus harus mencari
berkah, menikah harus mencari berkah, suami harus berkah, istri harus mencari
berkah, minum, makan, olahraga, menulis bahkan tidur pun harus berkah.
Kemudian bagaimana berkah itu hadir dalam setiap momen
kehidupan
Maka hadirkanlah Allah dalam aktifitasnya. Awali dengan
Bismillah akhiri dengan Alhamdulillah.
Allah memberikan perintah dan larangan, maka perjuangkan itu
sebagai nilai berkah kehidupan.
Taat kepada Allah kemudian Rasul-Nya, dan mungkin aka nada perintah
Allah kepada hamba-Nya untuk bagaimana mentaati-Ku adalah dengan cara mentaati
makhluk-Ku.
Karena memaknai Islam sebagai agama adalah bersiap diri terhadap
intervensi Allah dalam segala lini kehidupan kita.
Ya semua itu adalah untuk BERKAH
“Katakanlah, jika kamu mencintai-Ku, maka ikutilah Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam” (ali imron : 31)
Billah, Fillah, Lillah
No comments:
Post a Comment