home sweet home |
Banyak pertanyaan ketika mengisi kajian tentang dakwah kepada
keluarga? Kebanyakan yang bertanya adalah aktifis dakwah kampus yang notabennya
sedang mengemban amanah kampus. Pertanyaan yang sering disampaikan ini menjadi
salah satu indikasi bahwa ada masalah tentang hal ini, padahal baiknya seorang
aktifis dakwah dapat seimbang dalam mengajak seluruh orang termasuk keluarga.
Mengenai berdakwah dengan keluarga, maka saya jawab dengan
membuka realita yang terjadi di lapangan.
Perlu menjadi perhatian bahwa dakwah kepada keluarga berbeda
dengan dakwah kepada masyarakat atau kampus. Keluarga memiliki karakteristik
tersendiri, keluarga memiliki ma’rifatul medan yang berbeda dengan
masyarakat atau kampus.
Kebanyakan dari kita adalah baik saat menjadi aktifis dakwah
kampus tapi belum baik saat menjadi aktifis dakwah keluarga. Bolehlah kita di luar
sana menjadi pimpinan perusahaan, ketua lembaga dakwah, atau pimpinan majelis
ta’lim. Tapi saat di rumah ingatlah bahwa kita juga bagian terpenting dari
mereka. Ingatlah bahwa kita adalah anak dari bapak dan ibu, adik dari seorang
kakak, kakak dari seorang adik, atau ayah dari seorang istri dan anak. Kondisi
ini sangat berbeda dan menuntut kita untuk bisa semaksimal mungkin di kondisi
tertentu. Janganlah kita hebat diamanah luar namun tidak hebat ketika diamanah
keluarga.