Detil (Sains Islami)

oleh : Dr. Supriyadi A Dasuki, M.Pd

Program yang bagus seringkali tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena "detil"-nya kedodoran. Akhirnya kita hanya hebat di tataran label. Kurikulum misalnya--dari Kurikulum 75, Kurikulum Keterampilan Proses, KTSP, sampai Kurikulum 2013--secara dokumen sangat luar biasa. Iklan di TV menggambarkan pembelajaran modern yang menyenangkan. Sekolah-sekolah sudah memasang label "menerapkan kurikulum baru". Sampai di pelatihan-guru masih lumayan. Tetapi, sampai di kelas--detil-nya--pembelajaran berubah menjadi direct teaching alias metode ceramah yang berkepanjangan. Latihan soal berorientasi pada UN menjadi prioritas utama. Tidak ada yang mampu mengubah karena semua stakeholders utama--kepala sekolah, orang tua, dan siswa--mempunyai kepentingan yang sama.


Kenapa musik-musik barat pada umumnya enak didengar dan long lasting--walaupun kita nggak ngerti liriknya? "Detil"-nya diurus secara seksama: setiap instrumen suaranya terekaman secara sempurna, sampai suara-suara desis dan gemerincing yang paling halus sekalipun. Suara-suara itu dimasukkan selapis demi selapis mengguanakan mesin arranger; yang terlalu lemah dikeraskan, dan sebaliknya, sehingga masing-masing tampil secara proporsional dan sempurna--seimbang dengan suara penyanyi.

Peristiwa Big Bang yang melahirkan alam makro yang sangat besar sepintas lalu hanya merupakan ledakan dahsyat yang menakutkan, seperti bom Hirosyima dan Nagasaki. Allah melakukan hal itu disertai dengan "detil" alam mikro sampai ke tingkat partikel elementer. Pada saat itu diciptakan juga ruang dan waktu, yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup nantinya. Big Bang juga disertai program yang sangat "detil" tentang perkembangan alam semesta selanjutnya: kapan mulai tercipta unsur-unsur kimia yang lebih berat, kapan suhu alam semesta mulai turun, kapan mulai tercipta oksigen, kapan mulai tercipta kehidupan, dan kapan alam semesta itu akan mulai diakhiri, ditarik dari peredaran.