Suatu ketika ada seorang pemuda
musafir datang asing dari luar mekah bermaksud untuk melaksanakan umrah di
zaman ke khalifahan Umar bin Khatab, di perjalannya unta miliknya memakan kebun
seorang kakek, merasa kebunnya terancam lalu sang kakek membunuhnya. Hingga
pemuda itu marah dan membunuh kakek itu.
keluarga
sang kakek menuntuk qisas pada amirul mukminin Umar bin khatab, dan tiada
pilihan lain pada pemuda itu untuk menerima hukuman itu. Kemudian pemuda itu
meminta syarat, untuk pulang ke kampung halamannya dan meminta izin kepada
ibunya karena pemuda ini meminta izin pada ibunya untuk bermusafir. Tetapi Umar
bin Khatab, mengajukan syarat untuk ada seorang yang menjamin dirinya, jikalau
pemuda itu tida menepati janji maka penjaminnya yang akan menerima qisas. Semua
penduduk mekah tidak ada yang mau, hingga ada seorang sahabat utama memecah
keheningan, Abu Dzar Al-Ghiffari berani menjamin pemuda itu. Benar saja
keberanian abu Dzar menjamin pemuda itu menjadi perbincangan karena
berani menjamin pemuda yang bukan dari mekah dan tidak diketahui asal usulnya.
Pada hari yang disepakati pemuda itu
ditunggu, namun tidak kunjung datang hingga hari menjelang sore, terlihat
kepulan debu sambil ditengahnya seorang pemuda menaiki unta denga tatapan wajah
serius, ia sedang terburu-buru. Umar bertanya kepada pemuda itu, “Mengapa kau
kembali lagi ke sini anak muda? Padahal kau bisa menyelamatkan diri?”, Pemuda
itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang ke sini agar jangan sampai
orang-orang berkata bahwa tidak ada lagi orang yang menepati janji di kalangan
umat Islam.”
Lalu,
Umar melangkah ke arah Abu Dzar Al-Ghiffari dan berkata, “Dan kau wahai Abu
Dzar, bagaimana kau bisa yakin menjamin pemuda ini padahal kau tidak
mengenalnya?”Abu Dzar menjawab, “Aku lakukan itu agar orang-orang tidak
mengatakan bahwa tidak ada lelaki jantan yang bersedia berkorban untuk
saudaranya seiman dalam umat Muhammad SAW.”
Mendengar
itu semua,keluarga kakek yang terbunuh itu berkata, mencabut tuntutan qisasnya
,“Ini kami lakukan agar orang tidak mengatakan bahwa tidak ada lagi orang berjiwa
besar yang mau memaafkan saudaranya di kalangan umat Muhammad SAW”.
No comments:
Post a Comment