Pernahkan terpikirkan kenapa
harus ada Sosial Politik? Atau mengapa di sebuah lembaga misalnya Badan
Eksekutif Mahasiswa terdapat Departemen Sosial Politik? Dan mengapa Sosial
Politik dijadikan berpasangan? Mengapa tidak dipisah saja, departemen Sosial
dan Departemen Politik ?
InsyaAllah dalam tulisan ini
akan saya coba tafsirkan jawaban dari beberapa pertanyaan di atas dan mungkin
akan ada tafsiran mengenai hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Sosial
Politik.
Baiklah, sebelum lebih jauh
mari memahami apa itu sosial? Dan apa itu politik ?
Istilah
“Sosial” berasal dari akar kata bahasa latin Socius, yang berartikan berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki
arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan
bersama atau masyarakat dibanding kepentingan pribadi.
Politik
berasal dari bahasa Belanda politiek
dan bahasa Inggris politics, yang
masing-masing bersumber dari bahasa Yunani politika
– yang berhubungan dengan negara dengan akar katanya (polities – warga negara) dan (polis
– negara kota). Menurut teori klasik Aristoteles politik adalah usaha yang
ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Politik pun memiliki
arti umum yaitu seni dan ilmu untuk meraih kekuasan secara konstitusiaonal maupun
nonkonstitusional.
Dari
penjabaran singkat diatas, bisa dikatakan bahwa sosial akan berhubungan dengan
masyarakat dan politik akan berhubungan dengan negara. Sehingga sosial potilik
akan menjadi sarana untuk menghubungkan antara masyarakat dan negara. Dalam
ruang lingkup yang lebih kecil sosial politik akan menghubungkan antara
pemimpin dan staffnya.
Masuk dalam
sosial politik dalam ranah yang sempit, yaitu kehidupan mahasiswa. Sosial
politik dalam pembelajaran mahasiswa haruslah dalam satu padu dan jangan untuk
menyekat-nyekat satu sama lain.
Sosial
politik adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan mahasiswa.
Jangan pernah mencoba untuk memisahkan keduanya.
Jika sosial
dan politik dipisah, maka akan mendapatkan ketimpangan yang signifikan. Apalagi
mahasiswa adalah pemuda yang sedang haus akan euforia dunia kampus. Mahasiswa
adalah pemuda yang dikatakan oleh Bang Haji Rhoma Irama sebagai pemuda yang
semangatnya berapi-api. Sehingga ketika mendapatkan suatu hal yang baru mereka
akan sangat fokus pada hal itu sampai menyesampingkan hal-hal yang lainnya.
Maka dari itu, butuh penjagaan semangat belajar pemuda ini.
Pada masa
mahasiswa, sifat sosial akan menjadikan mereka sebagai pemuda yang memiliki
rasa empati yang sangat tinggi. Penghayatan suatu kondisi lingkungan akan
sangat mereka rasakan saat itu. Hal ini sesuai dengan sifat manusia yang
sebagai mahluk sosial.
Kemudian
pada mahasiswa, politik akan menjadikan kehidupan kampusnya menjadi lebih
berwarna. Karena politik akan memaksa mereka untuk berfikir kreatif, inovatif,
dan solutif untuk berbagai situasi. Politik pun akan membuat mereka semakin
dewasa dalam estafet peningkatan hidup mereka di kampus.
Namun
layaknya memakan buah simalakama, mempelajari keduanya pun akan sama saja
membentuk sikap yang pragmatis jika tidak dalam penyikapan yang bijak.
Jika
mahasiswa hanya mempelajari politik dan tanpa didampingi sosial yang seimbang.
Hal ini akan menjadikan politisi dikalangan mahasiswa. Dimana politisi akan
terus mencari keuntungan untuk pribadinya sendiri yang keuntungan itu berasal
dari hajat orang banyak. Lebih dari itu, selain mengayakan diri sendiri, mereka
akan menjadi mahasiswa yang berhati beku terhadap kondisi lingkungan sekitar, yang
mereka pikirkan hanyalah diri mereka sendiri dan sedikit untuk orang lain.
Kemudian
apabila mahasiswa hanya belajar ilmu sosial dan tanpa didampingi ilmu politik
yang seimbang. Hal ini akan memunculkan mahasiswa yang berempati tinggi dengan
semangat juang yang rendah. Suatu saat mereka akan jenuh dengan segala sifat
sosial yang mereka miliki. Tatkala mereka sudah dalam titik jenuhnya, mereka
akan menjadi mahasiswa yang tidak produktif untuk diri sendiri maupun orang
lain. Hal ini sangat berbahaya bagi lingkungan disekitarnya.
Kebijakan
dalam berilmu, mencerminkan kebijakan dalam beramal
Satukanlah keduanya
( sosial dan politik ), karena ketika sosial didampingi oleh politik yang
bijak, maka akan muncul mahasiswa yang kreatif dalam berempati. Akan muncul
mahasiswa yang penuh inovasi dalam setiap beramal. Akan muncul mahasiswa yang
cerdas dalam mengambil keputusan dengan tetap dalam ruang lingkup bijak. Atau
dari semua itu bisa kita katakan mahasiswa itu sebagai negarawan.
Kemudian
dari situlah akan merelasikan kehidupan mahasiswa ke arah bentuk Mahasiswa
Berprestasi.
Semoga
tulisan singkat ini bermanfaat dan semoga tulisan ini bukan berasal dari
primordial idealisme yang menjadikan etnosentris dalam berpendapat. Hanya
sekedar saling mengingatkan untuk sebuah nilai kebaikan.
No comments:
Post a Comment