Sunday, July 27, 2014

Pesan seorang Syahrir

Kita sekarang hidup dalam suatu masa peralihan yang besar.  Tak seorang pun yang tahu, apa yang akan terjadi di masa mendatang; tetapi bahwa ada perubahan-perubahan besar yang sedang terjadi, bisa kita lihat dengan mata kepala kita sendiri.
Di masa kita sekarang ini, lebih banyak yang dituntut dari kita dibanding dulu. Dan oleh karena itu kita pun harus lebih kuat dari yang sudah-sudah, jika kita hendak mengerjakan tugas kita dan menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya.
Begitu banyak hal yang masih gelap, yang sekali sudah menjadi terang, mungkin akan membuka perspektif-perspektif baru yang tidak terbatas.
Kita tidak boleh silau melihat gejala-gejala yang bersifat sementara dan hal-hal yang aktual , tetapi kita harus melihat hal-hal yang lebih besar dan mengarahkan akal budi kita kepadanya. Itu memberikan kita ketenangan, kekuatan, keyakinan.
Segala penderitaan pribadi kita bersifat sementara, sangat sementara saja; bahkan pun jika kita harus mengalaminya seumur hidup, maka yang terlibat di dalamnya pun cuma satu manusia saja. Namun, satu jiwa itu pun bisa menjadi berarti karena ia telah berani menjadi bagian dari yang besar, berani mengabdi kepada hal yang besar, dan kalau tidak bisa, ia mengorbankan dirinya kepada hal yang besar itu. Maka ia pun mendapat sesuatu dari yang besar itu di dalam dan di luar dirinya.
Catatan Harian Sutan Syahrir, 22 Desember 1934


Friday, July 25, 2014

5 Pesanan Syeikh Ahmad Yasin kepada Pemuda & Pemudi



1) Wahai anak-anakku, telah tiba saatnya kalian kembali kepada ALLAH swt dengan meninggalkan pelbagai keseronokan dan kealpaan kehidupan dan menyingkirkannya jauh daripada kehidupan kalian. Telah tiba saatnya kalian bangun dan melakukan solat subuh secara berjemaah. Sudah sampai saatnya untuk kalian menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, mengamalkan kandungan al-Quran serta mencontohi kehidupan Nabi Muhammad saw.
2) Aku menyeru kalian wahai anak-anakku untuk solat tepat pada waktunya. Lebih dari itu, aku mengajak kalian wahai anak-anakku, untuk mendekat diri kepada sunnah Nabi kalian yang agung.
3) Wahai para pemuda, aku ingin kalian menyedari dan menghayati makna tanggung jawab. Kalian harus tegar menghadapi kesulitan hidup dengan meninggalkan keluh kesah. Aku menyeru kalian untuk menghadap ALLAH SWT dan memohon keampunan dari-Nya agar Dia memberi rezeki yang berkat kepada kalian. Aku menyeru kalian supaya menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda.Aku ingin kalian tidak tertidur oleh alunan-alunan muzik yang melalaikan, melupakan kata-kata yang menyebutkan cinta kepada manusia dan dunia serta menggantikannya dengan kata amal, kerja dan zikir kepada ALLAH. Wahai anak-anakku, aku amat berharap kalian tidak sibuk dengan muzik dan tidak terjerumus ke dalam arus syahwat.
4) Wahai puteriku, aku ingin kalian berjanji kepada ALLAH akan mengenakan hijab secara jujur dan betul. Aku meminta kalian berjanji kepada ALLAH bahawa kalian akan mengambil peduli tentang agama dan Nabi kalian yang mulia. Jadikanlah ibunda kalian, Khadijah dan Aisyah, sebagai teladan. Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian. Haram hukumnya bagi kalian untuk melakukan sesuatu yang boleh menarik perhatian pemuda supaya mendekati kalian.Kepada semua, aku ingin kalian bersiap sedia untuk menghadapi segala sesuatu yang akan datang. Bersiaplah dengan agama dan ilmu pengetahuan. Bersiaplah untuk belajar dan mencari hikmah. Belajarlah bagaimana hidup dalam kegelapan yang pekat. Latihlah diri kalian agar dapat hidup tanpa elektrik dan peralatan elektronik. Latihlah diri kalian untuk sementara waktu merasakan kehidupan yang sukar.
5) Biasakan diri kalian agar dapat melindungi diri dan membuat perancangan untuk masa depan. Berpeganglah kepada agama kalian. carilah sebab-sebabnya dan tawakal kepada ALLAH.

Saturday, July 5, 2014

Kuli Pengangkut Air

Suatu hari, ada seorang Kuli Pengangkut Air yang sehari-harinya senantiasa mengucapkan tahmid dan istighfar. Karena penasaran, Hasan Al-Basri yang merupakan penghulunya para Ulama, melihat hal tersebut dan menanyakan kepada sang Kuli Pengangkut Air saat sang Kuli Pengangkut Air berkunjung ke rumahnya.
"Kalau boleh tahu sejak kapan engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?", tanya Hasan Al-Basri.
"Sudah lama", jawab sang kuli pengangkut air.
"Kenapa engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?", tanya Hasan Al-Basri.