![]() |
Ufuk Pedongkelan |
Walaupun
terasingkan dari komplek-komplek mewah di pinggiran Ibu Kota Jakarta, tak
menyurutkan keelokan yang ada di sebuah daerah sederhana penuh kegembiraan.
Daerah yang diisi oleh manusia-manusia sosial dari beragam suku dan budaya kini
bersatu padu membentuk harmonisasi kekeluargaan di tengah Ibu Kota Jakarta yang
mulai kehilangan ciri khasnya. Canda tawa anak-anak masih lebih terdengar dari
pada bunyi keypad atau pun iphone yang hari ini telah mengisi ruang
waktu sebagian anak bangsa.
Ini tempat kembali bagi masyarakat rantau di Jakarta. Karena disinilah mereka akan bisa merasakan hangatnya suasana sore yang ceria dimana anak-anak sedang bermain riang dan berlari-lari tanpa harus memikirkan budaya thecno yang menghantui ke percayaan diri mereka. Disinilah kalian akan merasakan betapa bersyukurnya kalian telah dilahirkan dalam balutan keluarga yang masih nyaman tinggal di daerah tak bermasalah. Dan disinilah kalian akan bersyurkur bahwa masih ada tempat yang bisa kalian garap ladang amalnya untuk di akhirat kelak. Kemudian daerah itu biasa disebut Pedongkelan.
Ini tempat kembali bagi masyarakat rantau di Jakarta. Karena disinilah mereka akan bisa merasakan hangatnya suasana sore yang ceria dimana anak-anak sedang bermain riang dan berlari-lari tanpa harus memikirkan budaya thecno yang menghantui ke percayaan diri mereka. Disinilah kalian akan merasakan betapa bersyukurnya kalian telah dilahirkan dalam balutan keluarga yang masih nyaman tinggal di daerah tak bermasalah. Dan disinilah kalian akan bersyurkur bahwa masih ada tempat yang bisa kalian garap ladang amalnya untuk di akhirat kelak. Kemudian daerah itu biasa disebut Pedongkelan.
Daerah
yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Jakarta Pusat ini pun menyimpan
satu lahan primadona bagi para intelektual yang mengerti bisnis. Dekat dengan
pusat kota dan ditunjang dengan dekatnya pintu masuk tol menjadikan Pedongkelan
sangat strategis untuk dibangun hunian bagi warga berkantong tebal yang
membutuhkan ketentraman instan. Bagaimana tidak tentram? Terdapat waduk super
strategis yang menjadi pemandangan indah jika ditata dengan baik. Waduk yang
memiliki fungsi khusus dalam daya serapan air ini juga dahulu sering digunakan
untuk memancing dan bermain wahana bermain di atas permukaan danaunya.
Waduk
Ria Rio biasa dikenal oleh warga sekitar, adalah waduk yang dahulu ketika era
gubernur Ali Sadikin dijadikan tempat rekreasi dan rehat sejenak. Sering
diadakan kegiatan di sekitar waduk Ria Rio, seperti karnaval, pementasan budaya
dan masih banyak lagi. Namun seiring berjalannya waktu mulai terbangun
rumah-rumah warga di sekitar waduk dan terus menjamur sampai kondisi seperti
ini. Hal ini disebabkan adanya kesempatan mencari penghasilan dari waduk
tersebut. Alhasil sekarang sudah menjadi desa dalam kota yang lumayan padat.
Beriisikan orang-orang yang berbeda budaya bahkan sampai berbeda keyakinan.
Sampai
matahari terasa telah banyak melewati bumi, daerah kawasan Waduk Ria Rio
menjadi kurang terurus dan sekarang banyak ditumbuhi tanaman eceng gondok yang
hampir menutupi sebagian besar luas area waduk. Tanaman ini menjadikan mahluk
hidup yang hidup di waduk itu kekurangan oksigen. Sehingga banyak yang mati dan
menjadi keruh kemudian berubah warna, rasa dan bau. Sehingga tak bisa digunakan
langsung untuk kebutuhan sehari-hari. Sangat disayangkan, namun kita tidak bisa
menyalahkan pihak-pihak yang ada. Permasalahan kearsian waduk adalah tugas
semua yang hidup disekitarnya. Butuh kedisiplinan dari pemerintah untuk terus
memantau lahan hijau yang ada di Jakarta.
Pedongkelan
berhias diri
Tahun
2013 akan menjadi peremajaan dari waduk yang luasnya hampir 9 hektar. Waduk ini
akan di hias menjadi tempat terbuka hijau dan menjadi saran untuk melepas penat
ketika letih bekerja di kota. Akan dibangun panggung opera di tengahnya dan
akan dibangun hotel berbintang lima untuk para manusia-manusia berdasi rapi nan
rupawan. Sekeliling dari waduk itu akan ada yang sebagian menjadi sentral
bisnis, hutan kota, panggung opera dan daerah resapan air. Terbilang 1 triliun
untuk mewujudkan impian waduk Ria Rio yang megah itu.
Di
sisi lain pembangunan, ada sebagian rakyat marjinal kota yang terasa diacuhkan
hak-nya untuk hidup dan merasakan terlantarnya keadilan dalam birokrasi. Dengan
dana pengganti 1 juta per kepala keluarga, maka warga yang sebelumnya telah
dilanda musibah kebakaran ini tak kuasa menahan emosinya ketika harus
dipindahkan. Faktanya mereka telah berani meminjam uang sampai berpuluh-puluh
juta untuk membangun rumahnya kembali. Mereka berani meminjam dikarenakan orang
nomer satu Jakarta berjanji tidak akan menggusur mereka dari daerah tinggalnya.
Namun nasi sudah menjadi bubur, habis
manis sepah dibuang atau kacang lupa
kulitnya. Beliau kini sangat bersemangat dalam membangun kawasan terbakar
itu untuk dijadikan lahan bisnis kota. Relokasi pun berjalan alot dikarenakan
banyak warga yang tidak setuju dengan pemindahan yang semena-mena. Bahkan tak
jarang warga harus bersatu padu dalam mengusir Sang Jagal yang hendak menggusur
mereka dari rumahnya. Rusunawa yang dijanjikan pun belum selesai sampai waktu penggusuran
tiba, sehingga menambah penat kepala warga, yang hendak diasingkan di daerah
pinggiran kota Jakarta. Sungguh ironi kota besar ini.
Terbenamnya
Matahari di Timur Jakarta
Sebuah
kisah klasik untuk masa depan. Mungkin kalimat ini akan menjadi buah bibir
takala si penulis telah berlanjut beberapa tahun mendatang. Karena di
Pedongkelanlah t.ersimpan kenangan indah belajar mengenai kehidupan. Tersimpan semangat
belajar bocah-bocah tangguh yang tak lekang oleh waktu. Dan tempat itu akan
terus menjadi sejarah bahkan pemberat timbangan amal kita ketika di yaumil hisab kelak.
Berdoa
untuk semangat belajar mereka yang terus ter-integralkan ke perhitungan langit.
Dan berharap muncul para ksatria jihad dan mujahidah senja yang tangguh dan
siap membela keyakinan mereka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kami bukanlah insan yang kaya raya
Tapi kami adalah insan kaya jiwa
Bukanlah pengemis kehidupan
Melainkan dermawan penuh cinta
Kami bukanlah sosok terhinakan
Melainkan sosok tangguh penuh
harapan
Dan
saat waktu telah tiba
Kami kan kembali untuk Nusantara
“Kontribusi Nyata Membangun Bangsa”
Fajar
Tri Nugroho
Kepada
Departemen Sosial Politik BEM UNJ
ya allah bantu mereka :"(
ReplyDeleteaamiin,.
ReplyDelete