Sungguh, hujan
adalah suatu kondisi yang sangat aku sukai. Karena turunnya hujan bersamaan
dengan akan turunnya rezeki untuk hambaNya yang taat lagi takwa. Teriring doa
penuh berkah dan untaian kalimat penyejuk hati, semakin melapangkan dada untuk ikhlas dalam kondisi seperti ini. Namun,
apakah ini hanya parsial kenikmatan seorang? Ataukah kenikmatan yang dapat
menyeluruh merangkul
seluruh umat. Sisi lain dari sini akan ada besitan dari yang lemah jiwa untuk
mendapatkan harapan esok hari. Harapan untuk melanjutkan kehidupannya yang
masih menjadi rahasia unik di tangan Sang Pencipta.
Hujan kini menjadi
peredam kesukaanku. Hujan kini menjadi teman pikiranku sebagai mahluk sosial.
Apakah hujan ini dapat mereka nikmati layaknya aku menikmati tetesan demi tetesan
air samudera yang
terbawa awan berat menuju ke bumi.
Jiwa ini hanya bisa
memberontak kecil ketika antara jasmani dan rohani tak lagi satu padu dalam
bergerak. Diri ini terkadang malu dengan semua kondisi kenyamanan yang ada,
diri ini malu dengan kegigihan belahan jiwa ku yang terus berjuang menikmati
setiap tetesan air hujan. Beratapkan langit dan beralaskan bumi, mereka terus
berusaha mencari arti hidup mereka kini. Antara ironi dan sebuah tragedi nyata
tak ada yang bisa membedakan.
Sungguh, sesuatu
yang membahagiakan diriku adalah ketika terlahir senyuman manis di antara
keletihan wajah mereka yang menggambarkan keistimewaan mereka di dunia ini.
Merekalah yang membuat kaya si kaya, membuat kuat si kuat, membuat dermawan si
dermawan, membuat berwibawa si berwibawa, membuat soleh si soleh, membuat
berjiwa sosial si berjiwa sosial. Merekalah lampu harapan sejati yang menerangi
cahaya-cahaya harapan yang redup lainnya. Merekalah yang menjadikan hamba Allah
menjadi mulia dimataNya.
Semoga ini bukanlah
kesombongan hati, bahkan membuat hati menjadi beku dan mati. Tapi semoga ini
menjadi muhasabah diri tatkala masih diberikan kemampuan untuk menikmati sebuah
kenikmatan yang ada.
Semoga Allah terus
menjaga hati mereka agar terus terpaut pada jalanMu. Jika doa ini Engkau anggap
ikhlas, maka aku meminta rezeki yang berlimpah untuk aku sumbangkan kepada
mereka manusia pemberani.
Sekedar tulisan
sebelum tidur
Jakarta, Agustus 2012