Wednesday, December 5, 2012

Rumus Kehidupan



Jika kau ingin mengetahui tentang hidup ini, mulai dari misteri yang terselubung di dalamnya sampai mendeskripsikan suatu hal yang ghaib, maka mendekatlah dengan ilmu fisika.

Hal inilah yang mendasari diri ini untuk berkecimpung dalam indahnya dunia fisika. Masuknya ke fisika bukan hanya karena faktor kebisaan materinya namun ada hal yang lebih bersifat batin yang mendorong masuk fisika.

Rumus di atas adalah tamparan bagi diri ini untuk melakukan perpindahan, yaitu bergerak dari titik awal menuju titik akhir yang harus ada perubahan yang signifikan dan harus lebih baik dari kondisi sebelumnya.

Rumus itu diberikan oleh seorang sahabat tatkala diri ini berada dalam jurang indahnya masa muda. Namun tanpa mengurangi rasa hormat terhadap perasaan itu, diri ini menyadari bahwa rumus itu bukanlah sebagai pemutus melainkan rasa saling menghormati ketika sudah dewasa nanti.

Semoga ini bisa menjadi pengingat diri saat ambruk dalam fluktuatif iman dan ambruk saat semangat diri sedang dalam titik nadir.

Sekedar Tulisan sebelum Tidur


Sungguh, hujan adalah suatu kondisi yang sangat aku sukai. Karena turunnya hujan bersamaan dengan akan turunnya rezeki untuk hambaNya yang taat lagi takwa. Teriring doa penuh berkah dan untaian kalimat penyejuk hati, semakin melapangkan dada  untuk ikhlas dalam kondisi seperti ini. Namun, apakah ini hanya parsial kenikmatan seorang? Ataukah kenikmatan yang dapat menyeluruh merangkul seluruh umat. Sisi lain dari sini akan ada besitan dari yang lemah jiwa untuk mendapatkan harapan esok hari. Harapan untuk melanjutkan kehidupannya yang masih menjadi rahasia unik di tangan Sang Pencipta.

Hujan kini menjadi peredam kesukaanku. Hujan kini menjadi teman pikiranku sebagai mahluk sosial. Apakah hujan ini dapat mereka nikmati layaknya aku menikmati tetesan demi tetesan air samudera yang terbawa awan berat menuju ke bumi.

Jiwa ini hanya bisa memberontak kecil ketika antara jasmani dan rohani tak lagi satu padu dalam bergerak. Diri ini terkadang malu dengan semua kondisi kenyamanan yang ada, diri ini malu dengan kegigihan belahan jiwa ku yang terus berjuang menikmati setiap tetesan air hujan. Beratapkan langit dan beralaskan bumi, mereka terus berusaha mencari arti hidup mereka kini. Antara ironi dan sebuah tragedi nyata tak ada yang bisa membedakan.

Sungguh, sesuatu yang membahagiakan diriku adalah ketika terlahir senyuman manis di antara keletihan wajah mereka yang menggambarkan keistimewaan mereka di dunia ini. Merekalah yang membuat kaya si kaya, membuat kuat si kuat, membuat dermawan si dermawan, membuat berwibawa si berwibawa, membuat soleh si soleh, membuat berjiwa sosial si berjiwa sosial. Merekalah lampu harapan sejati yang menerangi cahaya-cahaya harapan yang redup lainnya. Merekalah yang menjadikan hamba Allah menjadi mulia dimataNya.

Semoga ini bukanlah kesombongan hati, bahkan membuat hati menjadi beku dan mati. Tapi semoga ini menjadi muhasabah diri tatkala masih diberikan kemampuan untuk menikmati sebuah kenikmatan yang ada.

Semoga Allah terus menjaga hati mereka agar terus terpaut pada jalanMu. Jika doa ini Engkau anggap ikhlas, maka aku meminta rezeki yang berlimpah untuk aku sumbangkan kepada mereka manusia pemberani.

Sekedar tulisan sebelum tidur
Jakarta, Agustus 2012